Rinai hujan tak sudi berhenti
Hawa dingin menuang ke pori-pori
Tetes demi tetes runtuh dari atap bumi
Berteduh atau membiarkan membasahi
Hujan seperti tangisan
Tak bisa dipaksa dihentikan
Walau tak menitik di rupa
Bercucuran di sukma
Apa yang kau tangisi? Tanyamu dalam kemarahan
Aku diam membisu, tak bisa menjelaskan
Rinai hujan masih sabar menemani
Aku yang tegak, kau tinggal pergi
Kala diri tak punya arti bagimu
Saat itulah aku terpuruk sendu
Dan hanya rinai hujan yang mengerti....
FS, 16 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H