Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Jembatan Tua

20 Juni 2020   10:10 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:21 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ardanentya.blogspot.com

Jembatan itu sudah lapuk
Sebentar lagi akan terpuruk
Papan satu persatu hancur
Jatuh ke sungai, bebas meluncur
Suaranya berderit menjerit
Pakunya sudah berkarat, berteriak sakit

Jembatan yang membuat dekat
Jarak yang membentang menjadi singkat
Kini menunggu runtuh
Tak ada yang peduli jika dia rubuh

Raga tak sanggup sendiri berjibaku
Mengganti, memaku papan baru
Agar kaki bisa melenggang
Menemuimu diseberang

Jembatan ini tinggal kenangan
Mari kita menyaksikan sisa-sisa kehidupan
Kita akan berjarak
Tak pernah lagi serempak

FS, 20 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun