Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Namaku Kartini

20 April 2020   19:55 Diperbarui: 20 April 2020   20:00 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: /www.depokpos.com

Anak perempuan berdiri di jendela
Dia sudah terbiasa
Ibunya berpesan, untuk dirumah saja
Sang ibu sedang bekerja

Dia melihat ibunya,
Menyeret berkarung-karung padi
Menuang diatas bentangan terpal berwarna warni
Menjemur padi diterik matahari
Membolak-balikannya sampai kering
Kalau belum mengering, diulangi esok hari
Membawa satu persatu karung dengan gerobak ke penggilingan
Untuk ditumbuk menjadi beras
Dan ibu juga yang menjualnya di pasar

Ibu sungguh tangguh dan kuat
Aku harus bisa seperti dia, tertanam semangat
Bertarung sendirian
Melawan keras kehidupan

Kala Ibunya terlelap,
Batinnya berucap
Apa Ibu baik-baik saja, raga diusap
Dahi yang berpeluh di lap
Memohon dalam senyap
Semoga sang Ibu tetap sehat

Pada suatu ketika, dia bertanya pada sang Ibu
Bu, kenapa Ibu menamaiku Kartini
Nak, suatu saat kau akan mengerti
Kartini memberi semangat bagi Ibu, semoga kau juga mewarisi

FS, 20 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun