Bang, mungkin kau hanya tinggal bayang-bayang
Yang menemani di waktu terang
Kala gelap, menghilang
Kau tahu, bayang-bayang tak bisa kutangkap dan dipegang
Bang, aku menunggu jam dua belas siang
Kala bayangmu dan bayangku  berpelukan penuh sayang
Walau panas terik tepat di kepala
Tapi tak mengapa
Bang, kadang bayangan kita saling berkejaran
Bermain bersama, saling bercanda, cemooh dan kembali berangkulan
Bang, lampu dirumah tak menyala
Bang, kamu dimana?
@fatmisunarya, 29 Maret 2020
Ps: Jika ada kesamaan nama,tokoh, tempat kejadian ataupun cerita. Maka puisi ini hanya fiktif belaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H