Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hanya Sebutir Debu

26 Maret 2020   12:05 Diperbarui: 26 Maret 2020   12:07 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di waktu pagi,
Dulu, semua acuh pada sang mentari
Sibuk sendiri
Kini, sinarnya ditunggu di tiap pagi
Sibuk berjemur berharap kuman lari

Di siang hari,
Dulu, semua lalu lalang mengitari jalan raya
Sibuk dengan segala urusan yang ada
Kini, tiap kota lengang tanpa manusia
Mereka mengurung diri tak kemana-mana

Mungkin Tuhan menegur hamba
Bahwa kita terlalu sibuk dengan dunia
Lupa menjaga raga
Mengotorinya dengan dosa

Kita, hanya sebutir debu yang siap dihembus dan menghilang oleh Pencipta

@fatmisunarya, 26 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun