Perempuan muda menunggu di depan pintu
Selamat datang, katanya sendu
Dia mulai memijiti
Tangan lembut  kunikmati
Rasa lelah yang amat sangat
Membuat aku lupa  sudah berapa lama terlelap
Perempuan itu masih sabar menunggui
Ya ampun, padahal malam sudah membayangi
Kutraktir makan
Kuantar pulang
Rumah tersembunyi di gang kumuh berliku
Hidup sendiri
Syair kehidupannya menyentuh kalbu
Aku berdiri di depan pintu
Terima kasih sudah mengantar pulang, katamu
Aku melihat dirinya bukan tukang pijat disebuah panti
Tapi dia indah bagai peri
Apa aku jatuh dalam belas kasih?
Entahlah, aku masih meraba denyut di dada
Iya, aku akan kembali kesini
Menemuimu lagi, peri elok mewarnai jingga hati
@fatmisunarya, 19 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H