Rintik hujan berbisik
Mengajak bermain dalam rintik
Mungkin menurutnya asik
Tapi ku memilih bersembunyi dibilik
Kuintip, apa dia sudah pergi
Aku hanya menunggu pelangi
Tak ingin hujan yang membasahi
Kau tahu, pelangi mendamaikan hati
Bilik yang di huni hampir runtuh
Tak kuat menahan hempasan badai hampir rubuh
Dinding-dinding satu persatu luruh
Aku kapal tanpa sauh
Kau paksa bertahan
Entah sampai kapan
Puncak rasa tertambat pada kata bosan
Baik, kutunggu sampai waktu menghampiri perlahan
Wahai tuan, kapan kita berhenti diperhentian?
Apa kita akan karam bersamaan?
@fatmisunarya, 18 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H