Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kapal Tanpa Sauh

18 Februari 2020   04:50 Diperbarui: 18 Februari 2020   07:13 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bogor.net

Rintik hujan berbisik
Mengajak bermain dalam rintik
Mungkin menurutnya asik
Tapi ku memilih bersembunyi dibilik

Kuintip, apa dia sudah pergi
Aku hanya menunggu pelangi
Tak ingin hujan yang membasahi
Kau tahu, pelangi mendamaikan hati

Bilik yang di huni hampir runtuh
Tak kuat menahan hempasan badai hampir rubuh
Dinding-dinding satu persatu luruh
Aku kapal tanpa sauh

Kau paksa bertahan
Entah sampai kapan
Puncak rasa tertambat pada kata bosan
Baik, kutunggu sampai waktu menghampiri perlahan

Wahai tuan, kapan kita berhenti diperhentian?

Apa kita akan karam bersamaan?

@fatmisunarya, 18 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun