Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kembali

13 Februari 2020   05:45 Diperbarui: 13 Februari 2020   05:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjing melolong di kesunyian malam
Mengendap mencari jalan dalam kelam
Ah sudah dua tahun aku didalam
Bilik sempit mengurung badan
Berhimpitan dalam angka puluhan
Bertilam tikar peluh tahanan
Kutu busuk sebagai kawan
Aku sudah tak tahan

Aku tak pernah lupa jalan pulang
Namun kala ku ketuk pintu yang berpalang
Orang yang kurindu berpelukan dengan pecundang
Kau tahu, ikatan kita masih dalam kata "sepasang"

Aku berteriak kesetanan
Meneriaki para setan
Menghujani dengan pukulan
Aku siap kembali ke pasungan
Demi untuk sebuah kehormatan

Malam berdarah  tlah kulalui
Aku kembali ke jeruji
Tak mengapa, mungkin inilah takdir diri
Kembali untuk kembali
Memperbaiki diri

@fatmisunarya, 13 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun