Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menunggu Nasi Masak

4 Januari 2020   21:00 Diperbarui: 4 Januari 2020   21:14 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua bocah duduk di dapur penuh jelaga
Dalam dingin tungku terdiam
Hari sudah jam delapan malam
Mereka menguap menahan kantuk mendera

Jam berapa Bapak pulang, puluhan tanya pada Ibu
Sebentar lagi, jawaban yang sama dari Ibu
Bapak akan membawa secanting beras, mungkin sedikit lauk untuk kita
Bapak kami hanya seorang tukang parkir di kota

Kring sepeda berbunyi, Bapak pulang
Ibu tergesa menanak nasi
Kami tersandar, memandang kedap kedip api
Kayunya mungkin sedikit basah

Bapak tak membawa lauk, hanya sebungkus kerupuk dan sebotol kecap
Dengan mata hampir terkatup, kami makan dengan lahap
Bapak dan Ibu tidak makan bersama
Menunggu makanan tersisa dari anak-anaknya

Sungai Penuh, 04 Januari 2020
@fatmisunarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun