Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Balada Siti di Lima Puluh Sembilan

9 Desember 2019   20:40 Diperbarui: 9 Desember 2019   20:52 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://amp.kaskus.co.id

Siti, apa kau tak ingin punya uang banyak ?
Seperti si Tuti, si Wati yang bisa membangun rumah sekejap
Cukong TKI mulai memasang jerat
Kami akan membiayai semua, racun berbisa dalam pikat

Siti tak nyenyak semalaman
Mungkin ini kesempatan nasib bertukar
Bersembunyi ditumpukan barang sebuah tekong
Berangkat ditengah malam pekat, berpredikat TKI ilegal

Bekerja sebagai pembantu rumah tangga bertahun-tahun
Siti tak sepeser diberi gaji
Si cukong memakan hasil peluh
Peluh dan air mata yang tak pernah kering

Aku ingin pulang jeritnya seribu kali
Aku terkurung digedung bertingkat lima puluh sembilan
Aku terjual sebagai budak
Entah sampai kapan derita ini berujung

Seorang perempuan muda terkapar mati
Terjun dari lantai lima puluh sembilan
Menggengam sebuah tulisan
Aku tak ingin mati sebagai budak, aku hanya ingin pulang....

Sungai Penuh, 9 Desember 2019
@fatmisunarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun