Kulihat seorang Petani Tua tersenyum renyah
Peluh mengalir tak membuatnya lelah
Menggarap sepetak sawah ditengah himpitan bangunan menjulang
Rumah gubuknya tampak jomplang
Sampai mati tanah ini tak kujual
Walau mereka tawar dengan harga mahal
Ini warisan nenek moyang
Hidupku dari dan untuk tanah ini, janji tetap kupegang
Hasil dari sawahmu tak seberapa makelar licik merayu
Memang, aku tak peduli itu
Mencium bau tanah ini sudah membuatku senang
Mencangkulinya membuatku riang
Lihatlah disini tempat berkicau dan bermain burung-burung
Ayam-ayam bercanda dengan cacing
Mereka butuh tempat berpadang
Kau tak akan bisa merasakan yang kurasakan
Karena batinmu tlah gersang
Yang kau pikir hanya uang
Kau lupa mengisi batinmu dengan kebahagian
Sungai Penuh, 31 Oktober 2019
@fatmisunarya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H