Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Buruh Wanita

28 Oktober 2019   22:15 Diperbarui: 28 Oktober 2019   22:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artist : Barli Sasmitawinata, two beautiful girls-1983

Mereka menyebut kami buruh wanita
Iya, kami memang mengais rezeki dari memburuh
Pulang dikala petang, bersiap diwaktu subuh
Mengejar upah demi keluarga

Wanita sosialita mungkin sibuk berkaca menyetel gaya
Memikirkan busana warna apa dipakai hari ini
Sementara kami dipabrik tekstil sibuk mencampur warna
Sambil memikirkan apa cukup belanja hari ini

Kami diam, bekerja dalam pasrah
Tak banyak protes, suara kami tak berharga
Kami tak punya nyali seperti Marsinah
Kami tlah kehilangan Sang Pembela

Kami hanya punya dunia segaris
Antara rumah dan pabrik yang dilakoni setiap hari
Menua ditempat berteduh yang tiris
Tanpa pensiun ataupun asuransi

Kadang kami lemah serta letih
Kami akan mati perlahan
Oleh penyakit yang puluhan tahun diacuhkan
Karena kami tak punya uang berlebih

Sungai Penuh, 28 Oktober 2019
@fatmisunarya
Aku bersuara untukMU.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun