Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Biduanita

23 Oktober 2019   20:10 Diperbarui: 24 Oktober 2019   19:34 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sendiri hidup di belantara kota
Ke pelosok kampung menjual suara
Siap menerima fitnah mulut berbusa
Yang berbisik penuh curiga
Bertanya-tanya, kemana, darimana, pergi  dengan siapa

Kudendang merdu alunan gita
Sedang hati terluka dalam lara
Menggoyangkan badan mengikuti irama
Apa mereka tahu ada gundah gulana

Panggung adalah jiwa
Tempat menyabung nyawa
Kutepis halus mereka yang dahaga
Harkat yang susah payah harus dibela

Entahlah......
Panggung untuk hidup
Atau hidup untuk panggung
Tak kutemukan jawabnya

Sungai Penuh, Oktober 2019
@fatmisunarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun