Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sehari dalam Pelukan Ibu

17 Oktober 2019   17:45 Diperbarui: 19 Oktober 2019   21:02 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artist: Tatang Ganar, Ibu dan anak, 1993

Kala masih sebagai bayi merah
Aku hanya bisa menatap seorang perempuan muda
Yang berlinang air mata
Yang menciumku beribu kali
Kemudian meninggalkanku dilorong sebuah panti

Batin masih ingat parasmu wahai ibu
Kau pergi meninggalkan tangis
Menjerit keras sampai suaraku habis  
Membangunkan penghuni panti
Yang berteriak takjub
Alangkah cantiknya bayi perempuan ini

Kini kala beranjak remaja
Jantungku selalu bergetar
Tiap hari melihat seorang perempuan yang mengintip di balik pagar
Menatap, membisu dan pergi begitu saja

Sudah seminggu tak kulihat perempuan itu lagi
Ada rasa rindu yang tersimpan direlung hati
Mulai menyusuri jejak langkah
Dan mengantarku ke sebuah rumah

Dia terbaring sakit dan sendiri 
Kugenggam dinginnya jemari 
Batinku bertanya, apa benar engkau ibuku? 
Iya, engkau adalah anakku 
Kudengar gaung ditelinga 

Maafkan aku nak, kudengar suaranya untuk pertama kali 
Dosa membawaku dalam derita seperti ini 
Aku tak ingin kau ikut didalamnya 
Ini Ibu lakukan agar kau bahagia 
 
Kami berpelukan dalam tangis 
Raganya terasa dingin tiba-tiba 
Dia sudah pergi dan tersenyum manis 
Ibu...ibu...ibu.. aku mencintaimu dan bahagia bisa berjumpa 
Jeritan sang bayi terulang kembali 

Sungai Penuh, 17 Oktober 2019
@fatmisunarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun