Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Perempuan Tua

15 Oktober 2019   17:10 Diperbarui: 15 Oktober 2019   17:37 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artist: Affandi, Ibuku 1941

Bolehkah aku meminta sedikit rejekimu?
Tangan kurus gemetar terulur
Dia memohon dengan sangat sopan
Dari seorang perempuan tua kurus tak terurus

Kubuka dompet bermerek terkenal
Mulai mencari uang terkumal
Ahh hanya ada kartu-kartu tersusun rapi
Gurat wajahnya menyimpan karisma yang dalam
Tak tega kalau aku tak berbagi

Kutarik Dia ke sebuah restoran
Sepenuh hati menjamu dengan hidangan
Cara makannya sangat elegan
Bu, apa yang membawa nasibmu seperti ini?

Dulu hidupku seperti hidupmu
Dalam lingkar harta, jabatan dan ketenaran
Aku terlalu mencintai mereka
Dunia adalah sang Tuan, aku sang budaknya
Dunia berputar dan aku terlempar kejurang liar

Pada fananya dunia aku mengabdi
Dunia itu menua dan akan mati
Kau pun akan pergi dengan abadi
Meninggalkan elok dunia yang berdusta

Aku seolah sedang bercermin dengan perempuan tua ini
Memeluknya dan berjanji dalam hati
Berjanji akan kembali
Kembali kepada Sang Pemilik Diri

Sungai Penuh, 15 Okrober 2019
@fatmisunarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun