Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu Saatnya Terbang

29 Agustus 2019   22:50 Diperbarui: 30 Agustus 2019   00:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu, kapan aku boleh terbang?
Tanya seekor anak burung
Ibu selalu pergi katanya murung
pergi diwaktu fajar sampai gelap menjelang

Ibu, aku ingin terbang bersama
Mengarungi luasnya dunia
Melintas musim menyeberang samudra

Nak, Kepak sayapmu belum kuat
menghadapi angin yang berpacu cepat
Menerjang derasnya hujan
Melawan hantaman badai topan

Si anak burung diam dalam bantah
Mencoba terbang tanpa kawan
Tersesat tanpa tahu tujuan
Kembali dengan sayap hampir patah

Dunia warnanya tak selalu biru
Tak seharum bunga maupun manis bagai madu
Kau ditunggu jerat para pemikat
Diintai senapan penembak liar yang tersesat

Akan tiba masanya kau akan terbang
Mengepakkan sayapmu lepas dari sarang
Bertahan untuk hidup atau hidup untuk bertahan ?

Kau tinggalkan ibumu seorang
Terbang serta mulai membuat sarang
Bersama yang layak dipasang

Sungai Penuh, 29 Agustus 2019
Untuk anak-anak yang suatu saat akan mengepakkan sayap

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun