Kurangnya minat membaca ini berdampak negatif terhadap reputasinya di Indonesia, kurangnya minat membaca ini mungkin disebabkan oleh siswa sekolah dasar yang kurang pandai membaca buku, kecuali jika dipaksakan oleh guru, anak lebih memilih bermain dan ngobrol dengan temannya dibandingkan membaca buku, untuk meningkatkan hal tersebut, guru dan sekolah perlu mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan minat membaca siswa dengan mengadakan kegiatan literasi sekolah.
Rendahnya minat baca siswa di sekolah dasar salah satunya dapat disebabkan oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat siswa di sekolah dasar lebih memilih bermain gadget daripada membaca buku cetak. Hal ini ditemukan melalui observasi dan wawancara dengan penanggung jawab perpustakaan. Ditemukan banyak sekali siswa jarang mengunjungi perpustakaan untuk membaca maupun untuk meminjam buku. Pada awal pelaksanaan program banyak sekali siswa yang kurang berminat saat diminta untuk membaca buku.Â
Menurut siswa membaca buku sangat membosankan karena banyak sekali tulisan yang harus dibaca. Hal ini dikarenakan generasi sekarang selalu menginginkan segala sesuatu secara cepat atau instan. Selain itu ada beberapa penyebab kurangnya minat baca siswa yaitu perkembangan teknologi yang canggih, siswa lebih memilih bermain gadget daripada membaca buku. Kecanduan dalam bermain game dan bermain sosial media membuat siswa tidak bisa lepas dengan gadgetnya.Â
Selain rendahnya minat membaca, minat siswa mengunjungi perpustakaan juga rendah, hal ini terjadi karena bahan bacaannya masih belum ada variasi di perpustakaan. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa adalah program Gerakan Literasi Sekolah. GLS merupakan salah satu keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui budaya membaca bagi berbagai kemampuan. Selain itu, GLS bertujuan untuk menjaga kesinambungan pembelajaran dengan memperkenalkan buku teks yang berbeda dan mengakomodasi strategi membaca yang berbeda.Â
Program Kelas Baca ini dilaksanakan di beberapa sekolah dasar Kota Malang pada bulan Maret tahun 2024. Program ini dilaksanakan di kelas 3, 4, dan 5 di hari setelah melaksanakan pembiasaan doa bersama. Program ini dimulai dengan berkonsultasi dahulu kepada seluruh wali kelas 3, 4, dan 5 yang memiliki 2 rombel setiap kelasnya. Setelah melakukan konsultasi, seluruh wali kelas menyetujui pelaksanaan program ini guna membiasakan siswa untuk membaca buku serta meningkatkan minat bacanya.Â
Pada pertemuan terakhir, dilakukan wawancara terhadap beberapa perwakilan siswa setiap kelasnya. Hasil dari wawancara tersebut mendapatkan beberapa informasi seperti: 1) program Kelas Baca ini memberikan dampak baik kepada siswa bahwa siswa menjadi terbiasa membaca buku di hari. 2) Siswa sangat senang karena mereka dapat memilih buku bacaan sesuai keinginannya. 3) Siswa mendapatkan wawasan baru dari buku bacaan yang dibaca karena berbeda dengan buku pegangan untuk belajar di sekolah. 4) Siswa menjadi ketagihan membaca buku bacaan bergenre lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H