Mohon tunggu...
Muhammad Arsya Fateh Hanan
Muhammad Arsya Fateh Hanan Mohon Tunggu... Freelancer - citizen Journalist

I'm a kind person

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SDN Pangradin 05, Menjaga Mutu di Tengah Keterbatasan

4 Maret 2020   12:55 Diperbarui: 4 Maret 2020   12:58 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SDN Pangradin 05 tampak depan

Jasinga, Kabupaten Bogor, Senin (02/04/2020) Beralamat di Kampung Cimaok RT. 01/RW. 01 Desa Jugalajaya kecamatan Jasinga, sekolah yang berdiri sejak 38 tahun yang lalu di tengah pemukiman warga ini terlihat cukup asri dengan sedikit pekarangan hijau yang masih terdapat di beberapa sisi area sekitar sekolah.

Sekilas memang tidak ada yang aneh dengan bentuk bangunan sekolah ini, masih sama seperti model bangunan sekolah lain yang berada di tengah perkampungan penduduk. Namun ketika memasuki area sekolah, maka pemandangan berbeda akan kita saksikan, dimana sekolah ini hanya terdiri dari 3 ruang kelas yang disekat dua agar dapat memuat siswa dari jenjang kelas 1 SD hingga kelas 6 SD. Di sekitarnya pun tidak kita temui ruangan ataupun fasilitas penunjang pembelajaran layaknya sekolah pada umumnya.

Bapak Nurzen Selaku Kepala Sekolah SDN Pangradin 05 menuturkan "Disini memang kurangnya di sarpras, tidak ada ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, sampe kamar mandi pun belum tersedia. Tapi kebetulan saya ada rumah dinas yang akhirnya sebagiannya saya ubah dan saya jadikan kantor" ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa terkait pengajuan rehabilitasi bangunan dan lainnya sudah dilakukan melalui Musrembang dari desa, bahkan peninjauan dari perangkat Dinas Pendidikan pun sudah dilakukan beberapa kali hanya mungkin laporan tersebut masih tertahan di birokrasi.

Di samping minimnya sarana dan prasarana, sekolah ini pun kekurangan siswa. Jumlah siswa di SDN Pangradin 05 cenderung sedikit yaitu hanya berjumlah 49 anak dari jenjang kelas 1 sampai kelas 6 SD. Menurut Pak Nurzen, jumlah yang sangat sedikit ini disebabkan diberlakukannya sistem zonasi yang membuat sekolah pimpinannya tersebut hanya diisi oleh anak-anak usia sekolah dari satu RW saja, maka dari itu ketika angka usia sekolah di RW tersebut menurun maka akan berdampak langsung pada jumlah murid yang mengisi sekolahnya.

Walaupun banyak memiliki kekurangan pada sarana dan prasarana umum penunjang pembelajaran, pihak sekolah tetap mengupayakan semaksimal mungkin agar para siswanya yang hanya berjumlah 49 anak ini dapat selalu bersemangat belajar dan dapat menyerap ilmu dengan sempurna.

"Kami sadar memang terkait sarana prasarana belum cukup mendukung, tapi kami paham bahwa mutu kami dan anak didik kami sudah masuk kualifikasi yang baik. Maka dari itu kami ajukan BOS AFIRMASI ke Disdik (Dinas Pendidikan) dan dikabulkan, setelah itu langsung kami belikan 7 tablet untuk keperluan siswa kelas 6, dan 2 proyektor serta layarnya demi menunjang pembelajaran yang lebih kreatif menggunakan media audiovisual." Jelas pria paruh baya yang sudah beberapa kali mutasi jabatan menjadi Kepala Sekolah SD yang berbeda dan kini menjadi Kepala Sekolah di SDN Pangradin 05

Dalam praktiknya upaya ini pun dijabarkan oleh kepala sekolah meliputi penyediaan perpustakaan mini di setiap kelas, penggunaan metode pembelajaran yang tidak monoton pada penyampaian saja melainkan terkadang disertai media audiovisual seperti film ataupun video-video pendek terkait materi pembelajaran untuk menstimulus minat belajar para siswa, kemudian selalu berusaha meniadakan jarak antara guru maupun kepsek dengan para siswanya.

Alhasil para siswa yang sedikit tersebut dapat terdidik dengan baik, hal ini dibuktikan dengan beberapa lomba yang dijuarai oleh para siswa SDN Pangradin 05 baik dalam bidang olahraga seperti volly, ataupun bidang pelajaran seperti calistung, dan banyak mata lomba lainnya yang sering diikuti oleh para siswa.

Salah satu siswi SD kelas 4 berbagi cerita ketika ditanya tentang kesannya belajar di SDN Pangradin 05 ini "Aku suka pelajaran IPA dan matematika, biar bisa jadi ibu polwan yang hebat, belajar disini juga enak banget guru-gurunya baik sampe pak nurjen juga suka nemenin kita main sambal belajar. Tapi kalo deca mau ke kamar mandi harus balik ke rumah dulu soalnya di sekolah gak ada. " tutur Deca salah satu siswi berprestasi juara II lomba calistung tingkat Kecamatan Jasinga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun