Semarang -- Gedung Kewirausahaan Universitas Negeri Semarang (UNNES) menjadi salah satu contoh nyata penerapan konsep arsitektur hijau di lingkungan kampus. Dengan mengusung prinsip keberlanjutan, bangunan ini dirancang untuk meminimalkan dampak lingkungan dan mendukung pelestarian alam.
Penelitian yang dilakukan oleh Isna Pratiwi, Dimas Wicaksono, dan Fitri Dwi Indarti dalam Journal of Architecture and Urbanism Research menunjukkan bahwa gedung ini memanfaatkan sejumlah prinsip arsitektur hijau. Di antaranya adalah efisiensi energi melalui penggunaan pencahayaan alami, pemasangan panel surya, serta pengurangan pemakaian AC. Desain atap dirancang khusus untuk memaksimalkan sinar matahari sebagai sumber daya energi.
Gedung ini juga dirancang responsif terhadap kondisi lingkungan di sekitar tapak di Kecamatan Gunungpati, Semarang. Dengan orientasi bangunan yang mengikuti arah datangnya sinar matahari dan penggunaan ventilasi silang, gedung ini memastikan aliran udara alami yang optimal. Selain itu, tanaman peneduh ditanam di sekitar bangunan untuk menjaga suhu lingkungan.
Tidak hanya efisien dalam penggunaan energi, Gedung Kewirausahaan juga menerapkan sistem pemanenan air hujan (rainwater harvesting). Air hujan yang terkumpul diolah kembali dan digunakan untuk menyiram tanaman serta kebutuhan toilet. Hal ini menunjukkan komitmen UNNES dalam mengurangi penggunaan sumber daya air bersih.
Selain ramah lingkungan, kenyamanan pengguna juga menjadi fokus. Pencahayaan dan penghawaan alami meningkatkan kualitas udara di dalam gedung, sementara desain interior menggunakan warna-warna terang untuk memaksimalkan kecerahan ruangan tanpa lampu tambahan.
Gedung ini dirancang mengikuti bentuk tapak dengan memanfaatkan material lokal, sehingga tidak merusak kondisi alam sekitar. Prinsip keberlanjutan ini memperlihatkan bahwa arsitektur hijau tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga ekonomis dan fungsional.
Dengan konsep yang holistik, Gedung Kewirausahaan UNNES menjadi model bagi pembangunan berkelanjutan di sektor pendidikan. Penerapan arsitektur hijau ini tidak hanya mendukung visi konservasi universitas, tetapi juga memberikan inspirasi bagi pembangunan gedung lainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Penelitian ini membuktikan bahwa arsitektur hijau bukan hanya tren, melainkan kebutuhan yang harus diterapkan di tengah meningkatnya isu pemanasan global dan krisis lingkungan. UNNES sekali lagi menunjukkan komitmennya sebagai universitas konservasi yang peduli terhadap keberlanjutan ekosistem.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H