Mohon tunggu...
Fatchur Edukasi
Fatchur Edukasi Mohon Tunggu... Guru - Setiap Hembusan nafas menancapkan pembelajaran.

Hilir mudik kehidupan menjadikan semakin dewasa sebelum saatnya. Namun bukan berarti kita tua sebelum waktunya. Namun matang dalam pola berfikir merupakan tempaan yang tidak pernah tertandinggi karena proses yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mengobati Penyakit Malas Menulis

9 September 2020   10:13 Diperbarui: 9 September 2020   10:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang sedang  kawan fikirkan. Diam tanpa kata, Menikmati gawai yang berkedip kedip tak tau apa yang mesti di tuliskan.  Sekedar like artikel kesukaan, Streaming channel hobi kalian, Atau hanya sekedar lihat lihat story mantan.

Hayoo kalian masuk yang mana? Menjadi penulis atau masuk komunitas menulis bukan sekedar ketawa-ketiwi seperti di komunitas reunian. Asik brnostalgia masa-masa SMA. tapi ada hal yang mesti dikumpulkan untuk terus berusaha dan bergerak belajar.

Coba ingat-ingat! kemana semangat ketika pertama gabung dala sebuah komunitas menulis? Kemana?

Menulis itu tentang mencoba dan berusaha. semua ide dalam kepala namun, ketika kita malas untuk eksekusi maka cerita kita hanya menjadi omong kosong belaka.

Kritikan meluncur sudah biasa. Disinilah kita banyak belajar dari kesalahan. Kapan lagi kalau bukan sekarang. Malu menuliskan, Sungguh saya merasakan mereka luar biasa hebat. Bagaimana tidak, merinci kata demi kata tanpa terlewat. Rapi, teeratur dan bisa mengaduk berbagai rasa.

Malas menulis menjadi tambatan ketika kita malu untuk belajar menuangkan ide sebisa kita. terkadang kita terjebak ide keren orang lain dan minder dengan tulisan kita yang baru alakadarnya.

Namun ketika dihempas malu. Habis sudah imajinasi tertahan pada monito tanpa tau kapan akan memencet tombol kirim. Boleh lah sekali kali nostalgia. Tapi ingat, yang ditunggu mentor kita adalah karya. Karya yang lahir dari jemari kita.

Masih teringat jelas pesan guru kita di sekolah. Siapapun kita kelak ia akan bangga dengan keuksesan kita. Nah kita sudah disini dan belum bergerak? Cepat panggil "TEKAD". Semakin lambat lari kita memanggil maka semakin lama kita memulai menulis.

Nulis itu gak repot. Contoh : Ketik aja dulu pagiku tiada duanya. Apalagi coba. Kopi panas dan singkong rebus sudah menanti di beranda rumah. Kepulan asap kopi beradu dengan aroma nikmat dari singkong yang tak kalah kuatnya.

Pertemuan aroma kuat dari kopi dan singkong mengggodaku untuk segera menyesap. Menahan gerak sosok riang super aktif yang menggelayut manja sepagi ini di pundakdemi kopi hitamku.

Cium sayang berulang didaratkan gadis kecilku dimana  saja ia suka. Kening, dagu, pipi, mata, telinga tak bisa luput sepagi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun