Menuliskan kalimat pertama sama beratnya dengan melepaskan rindu pada pada seseorang. Kaku jemari kita memulai menuliskan huruf, kata, menjadi cerita. Akan semakin berat ketika kita tidak memulai.
Menunggu kalian hingga siap memulai tidak mudah kawan. Apa yang kalian tunggu?
Apakah kalian menunggu semua ide yang kalian punya sudah tertuang oleh tulisan orang lain? Pasti tidak bukan? ada banyak penyesalan yan akaan kita dapatkan.
Pernahkah terbesit, kok materi yang mau ditulis mirip ya dengan postingan ini, itu dan lain-lain? Sudahlah ganti topik aja.
Stop! Jangan gegabah. Gegabah untuk berhenti berkarya. Bagaimana tidak, ketika kita berhenti karena karya orang lain yang mirip mirip dengan kita.
Sudahlah kawan jangan terlalu merenungi apa yang saya bisa. Saya tidak bisa. Tidak ada ide. MULAI Saja. Kan materi yang mau ditulis sama. Bagaimana bisa menjadi tulisan yang berbeda.
Narasi sederhana.
Ketika kalian akan mendaki gunung, ketahuilah sudah ratusan bahkan ribuan yang mendaki gunung tujuan kalian. Tanyakan alasan menagapa kalian ingin tetap mendaki? Jawab menurut kalian!
Pasti beragam bukan. Karena diajak kawan, tertarik dengan sunsetnya, karena itu menantang, karena gunung tertinggi, karena mau nembak pacar kalian, atau karena ingin dekat dengan Alam.
Setiap masalah yang kita hadapi dalam menulis sejatinya ide sudah ada. Namun mengembangkan menjadi tulisan yang menarik yang membuat kita ragu. Ide boleh sama, namun bisa jadi narasi yang berbeda ketika kita menggunakan sudut pandang sang pendaki yang beragam. Janganlah patah semangat.
Gunung yang sama akan menghasilkan beragam cerita yang berbeda bukan? Oh iya ya... tapi aku masih ragu nuliskannya. Terus gimana?