Mohon tunggu...
MOH ARIEF FATCHIUDIN
MOH ARIEF FATCHIUDIN Mohon Tunggu... Pegawai BUMN -

Semangat menuju Tujuan Hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pepih Nugraha Berbagi Tips Menulis

23 April 2016   22:28 Diperbarui: 23 April 2016   22:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pepih Nugara, lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1964. Biasa dipanggil Kang Pepih, lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Sejak tahun 2005 mendalami social media dengan membuat personal blog dan mempraktekkan citizen journalism dengan membangun social blog Kompasiana. Sampai sekarang masih bekerja di Kompasiana, sebuah media warga (citizen media) yang mengusung semangat berbagi dan saling terhubung (sharing dan connecting)

Penampilannya tidak meyakinkan, tidak seperti pemateri pada umumnya. Celana jeans, kemeja pendek yang dikeluarkan dan sepatu olahraga yang dikenakannya. Padahal menjadi pemateri pada “Internship of Communication and Public Relation in Digital” yang diadakan pada tanggal 18-21 April 2016 di Kantor Kompasiana, Palmerah, Jakarta. Pesertanya adalah salah satu perusahaan BUMN terbesar di Indonesia yakni PT PLN (Persero).

[caption caption="doc1/fatchiudin"][/caption]

Pada hari pertama selama dua jam, Kang Pepih menyampaikan materi “Menulis Berita”.  Nose for News itulah awal Dia menyampaikan materi menulis berita. Dia menjelaskan rasa ingin tahu, skeptik, observasi, perhatikan perubahan, dan membandingkan kejadian sebelumnya dengan kondisi sekarang.

Berita yang baik adalah berita yang punya nilai, itulah sesi kedua yang disampaikannya.  Kang Pepih memaparkan dan memberikan contoh-contoh nilai berita. Nilai berita bisa penting, menarik, tokoh terkenal, kedekatan, konflik, unit atau aneh, pencapaian dan magnitude (angka).

Sesi ketiga yang disampaikan adalah Jenis Berita.  Kang Pepih menjelaskan dengan gamblang bagaimana menulis hardnews, feature news dan opini. Tulisan direncanakan dengan Mind Mapping, struktur tulisan menggunakan struktur piramida terbalik, pendekatannya dengan 5al (factual, praktikal, intelektual, emosional dan spiritual) dan tubuh berita meliputi 5W+1H dan so what.

Pada hari ketiga, Pepih menjadi mentoring menulis feature news dan opini. Dia mementoring tiga peserta dari enam belas peserta. Pada hari pertama peserta diajarkan teori, pada hari ketiga peserta langsung praktek dan diberikan arahan selama menulis. 

Ketiga peserta langsung diajak ke ruang kerja Kang Pepih. Dia meminta salah satu peserta untuk menceritakan seorang tokoh yang akan dijadikan berita selama lima menit , dua peserta lainnya ditugasi hanya mengetik apa yang akan diceritakan.

Hasil ketikannya diserahkan kepada peserta yang bercerita dan diberi waktu lima belas menit untuk menyempurnakan tulisannya (rewrite). Sekitar dua puluh menit, masing-masing peserta yang dibimbingnya selesai menulis telling story.

[caption caption="doc1/fatchiudin"]

[/caption]

Ketiga peserta kembali diberi arahan untuk menulis opini. Kang Pepih memberikan tips dalam menulis opini dengan metode mind mapping yang diperkenalkan Tony Buzan tahun 1970-an. Langkah-langkah yang diajarkan sebagai berikut :

1.  Menetapkan central topic ditengah-tengah kertas kerja.

2. Membuat topik utama, level pikiran lapis kedua bagian dari central topic sebagai “cabang” yang melingkari “pohon”, minimal tiga cabang.

3. Melengkapi cabang-cabang dengan data pendukung (sub topik) sebagai “ranting”

4.  Melengkapi setiap cabang dan ranting bisa berupa gambar, simbol, kode dan garis penghubung bila saling terkait.

“Menulis opini memerlukan ide dan gagasan, pengetahuan bidang/masalah tertentu, pengalaman dan keahlian,” tutur Kang Pepih. Ketiga peserta menikmati dalam menulis opini. Walaupun memerlukan waktu yang lebih lama dibanding dengan menulis story telling untuk menyelesaikan tulisannya.

Kang Pepih merasa senang dengan ketiga peserta didiknya, karena semangat dan antusiasmenya. Dia memberikan buku karya tulisannya “Ranjau Biografi”, di sela-sela ketiga peserta menyelesaikan tulisannya.

[caption caption="doc2/fatchiudin"]

[/caption]

Di luar waktu pembelajaran, Kang Pepih melalui grup Whatsapp juga memberikan tips kepada para peserta diantaranya :

1.  Ingat konsep untuk story telling yaitu “menulis adalah berbicara”

2. Jargon “show it” digunakan pada semua jenis tulisan, bahkan fiksi sekalipun.

3.  Pointer sudah lama ditinggalkan, dia lebih suka menggunakan mind mapping. Mind mapping lebih efektif karena semua lingkaran saling terkait dan salah satunya bisa dijadikan sub judul atau alinea.

4.  Menulis selalu dituntut untuk bisa menggambarkan suasana dan keadaan, sehingga harus punya kemampuan fotografik (mengingat). Juga ada jargon “do not tell it, show it”. Jangan gambarkan tentang “dia miskin” tapi gambarkan tentang kemiskinannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun