1. Menetapkan central topic ditengah-tengah kertas kerja.
2. Membuat topik utama, level pikiran lapis kedua bagian dari central topic sebagai “cabang” yang melingkari “pohon”, minimal tiga cabang.
3. Melengkapi cabang-cabang dengan data pendukung (sub topik) sebagai “ranting”
4. Melengkapi setiap cabang dan ranting bisa berupa gambar, simbol, kode dan garis penghubung bila saling terkait.
“Menulis opini memerlukan ide dan gagasan, pengetahuan bidang/masalah tertentu, pengalaman dan keahlian,” tutur Kang Pepih. Ketiga peserta menikmati dalam menulis opini. Walaupun memerlukan waktu yang lebih lama dibanding dengan menulis story telling untuk menyelesaikan tulisannya.
Kang Pepih merasa senang dengan ketiga peserta didiknya, karena semangat dan antusiasmenya. Dia memberikan buku karya tulisannya “Ranjau Biografi”, di sela-sela ketiga peserta menyelesaikan tulisannya.
[caption caption="doc2/fatchiudin"]
Di luar waktu pembelajaran, Kang Pepih melalui grup Whatsapp juga memberikan tips kepada para peserta diantaranya :
1. Ingat konsep untuk story telling yaitu “menulis adalah berbicara”
2. Jargon “show it” digunakan pada semua jenis tulisan, bahkan fiksi sekalipun.
3. Pointer sudah lama ditinggalkan, dia lebih suka menggunakan mind mapping. Mind mapping lebih efektif karena semua lingkaran saling terkait dan salah satunya bisa dijadikan sub judul atau alinea.