Mohon tunggu...
Fatata Riska Afrisa
Fatata Riska Afrisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di IAIN Ponorogo jurusan PGMI saya memiliki minat dalam dunia pendidikan. Cita-cita saya adalah menjadi guru profesional yang dapat membentuk generasi dimasa mendatang yang berkompeten. Pengalaman saya adalah pernah mengikuti magang 1 di MI Ma'arif Cekok. Saya menyukai dunia literasi. Saya mulai menulis di website kompasiana atas saran dari dosen saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjunjung Tinggi Nilai Kesetaraan Gender dalam Pola Asuh Anak

8 Mei 2024   09:38 Diperbarui: 8 Mei 2024   09:55 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.happinest.id/dads-ini-7-tips-kompak-bersihkan-rumah-bersama-keluarga-coba-yuk/#google_vignette

Kesetaraan gender adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dalam pola asuh anak. Menyadari pentingnya kesetaraan gender dalam mendidik anak adalah langkah penting menuju masyarakat yang adil dan berkeadilan. Dalam banyak kebudayaan dan lingkungan, peran-peran gender tradisional sering kali ditegakkan secara tidak sadar, bahkan dalam pola asuh anak. Namun, pendidikan yang mempromosikan kesetaraan gender tidak hanya penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil, tetapi juga membentuk generasi masa depan yang lebih sadar akan hak dan tanggung jawab gender. Maka dari itu, pola asuh anak yang dilakukan hendaknya menjunjung tinggi kesetaraan gender.

Pertama-tama, kesetaraan gender dalam pola asuh anak melibatkan pembagian tugas dan tanggung jawab di antara orang tua tanpa memandang gender. Anak-anak perlu melihat bahwa tugas-tugas rumah tangga, seperti memasak, membersihkan, atau merawat anak, adalah tanggung jawab bersama orang tua, bukan hanya tugas khusus ibu atau ayah. Ini mengajarkan anak untuk menghormati peran setiap individu tanpa memandang jenis kelamin.

Selain itu, pengasuhan yang mengutamakan kesetaraan gender membantu menghilangkan stereotip gender yang menghambat potensi anak. Anak-anak perempuan dan laki-laki harus diberi kesempatan yang sama untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka, baik dalam hal akademis maupun di luar sekolah. Orang tua dapat membantu dengan tidak membatasi pilihan anak berdasarkan stereotip gender yang ada, misalnya, menginspirasi anak perempuan untuk tertarik pada ilmu pengetahuan atau teknologi, dan anak laki-laki untuk mengejar seni atau musik jika itu memang minat mereka.

Penting juga untuk memperkuat komunikasi yang terbuka dan pengertian tentang kesetaraan gender di rumah. Diskusi terbuka tentang pentingnya menghargai hak dan kesempatan setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memberi anak pemahaman yang kuat tentang kesetaraan dan keadilan. Ini juga memberi mereka kesadaran tentang bagaimana sikap dan tindakan mereka dapat memengaruhi kesetaraan gender di masyarakat secara luas.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan gender dalam pola asuh anak, kita dapat melangkah menuju masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Anak-anak yang dididik dalam lingkungan yang mempromosikan kesetaraan gender akan tumbuh menjadi individu yang lebih sadar dan peka terhadap isu-isu gender, yang pada gilirannya akan membentuk masyarakat yang lebih baik untuk semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun