Mohon tunggu...
Fatasya Fidelia Ryandi
Fatasya Fidelia Ryandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi

Nama Lengkap : Fatasya Fidelia Ryandi NIM : 46122120041 Mata Kuliah : Kewirausahaan Dosen : Prof. Dr. Apollo,Ak., M.Si. Universitas Mercu Buana, Warung Buncit, Pejaten Barat, Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Proposal Studi Kelayakan Bisnis "Jasa Jahit Busana Semua Usia"

15 November 2023   22:06 Diperbarui: 15 November 2023   22:13 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Studi Kelayakan Bisnis

“Jasa Jahit Busana Semua Usia”


 

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2..............................................................................................................................................................................................................

Pendahuluan 3............................................................................................................................................................................................................

Visi Misi 4...................................................................................................................................................................................................................

Analisis STP 4.............................................................................................................................................................................................................

Analisis 7P Formula...................................................................................................................................................................................................

Analisis Johari Model................................................................................................................................................................................................

Analisis BCG 9............................................................................................................................................................................................................

Analisis Porter’s 10....................................................................................................................................................................................................

Analisis Tatakelola Kepemimpinan 11.....................................................................................................................................................................

Analisis BEP Unit 11...................................................................................................................................................................................................

Cost-Volume-Profit-Analysis 12.............................................................................................................................................................................

Analisis Supply& Demand 14....................................................................................................................................................................................

Analisis Penerimaan/Penolakan 15..........................................................................................................................................................................

Taksiran Lokasi Bisnis Google Map 18....................................................................................................................................................................

Daftar Pustaka/Citasi 18............................................................................................................................................................................................


Pendahuluan

Pakaian dan busana sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi tidak hanya untuk melindungi tubuh dari cuaca dan lingkungan, tetapi juga memiliki fungsi estetika dan keindahan. Kebutuhan akan pakaian tidak pernah aka nada habisnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan akan baju menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan. Pemilihan pakaian sering kali mencerminkan keprofesionalan seseorang, tren mode, dan kebutuhan tertentu sesuai dengan aktivitas atau acara tertentu. Oleh karena itu banyak orang rutin membeli baju atau bahkan menggunakan jasa jahit pakaian untuk mmembuat pakaian sesuai dengan keinginan mereka. Tidak dipungkiri memang dunia fashion sekarang tengah menjadi tre di masyarakat. Dengan babnyaknya kebutuhan tentu saja akan berdampak pada banyaknya permintaan. Oleh karena itu salah satu bisnis yang cocok dijalakan adalah jasa pembuata baju sesuai dengan keinginan konsumen maupun dengan desain yang elegan dan terus mengikuti perkembangan zaman.

Studi kelayakan bisnis merupakan langkah awal yang kritis dalam merancang dan mengembangkan usaha baru. Salah satu jenis usaha yang memiliki potensi besar adalah bisnis jasa jahit pakaian. Dalam era modern ini, kebutuhan pakaian tidak hanya menjadi kebutuhan primer untuk melindungi tubuh, tetapi juga menjadi ekspresi dari gaya dan identitas individu. Oleh karena itu, bisnis jasa jahit pakaian menawarkan peluang yang menarik, terutama jika dielaborasi dengan manajemen yang efisien dan inovasi desain.

Dalam merancang dan mengembangkan bisnis ini, diperlukan untuk mengetahui potensi pasar, kebutuhan konsumen, persaingan pasar, serta faktor-faktor ekonomi yang dapat memengaruhi keberlanjutan usaha. Selain itu, menyoroti relevansi dan signifikansi bisnis jasa jahit pakaian dalam konteks ekonomi lokal dan global.

Selain dari sudut pandang pasar, studi kelayakan juga menggali aspek-aspek operasional, finansial, dan manajemen yang diperlukan untuk memastikan kesuksesan dan keberlanjutan bisnis. Dengan merinci faktor-faktor ini, diharapkan kita dapat menyusun rencana bisnis yang kokoh dan berkelanjutan.

Tidak kalah penting, melakukan evaluasi terhadap dampak sosial dan lingkungan dari bisnis jasa jahit pakaian juga perlu dilakukan. Kesadaran dan tanggung jawab sosial dan lingkungan semakin menjadi fokus utama di era ini, dan bisnis yang mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan agar mampu mendapatkan dukungan dari konsumen dan pihak terkait.

Dengan demikian, melalui pemahaman menyeluruh tentang potensi bisnis jasa jahit pakaian, studi kelayakan ini diharapkan dapat memberikan landasan yang solid untuk perencanaan dan pelaksanaan bisnis yang sukses dan berkelanjutan di tengah dinamika pasar global yang terus berkembang.

Visi Misi

Adapun visi dari usaha ini adalah menjadi pusat jasa jahit yang terkemuka dengan penekanan pada kualitas, keberlanjutan, dan inovasi dalam menciptakan pakaian yang memenuhi kebutuhan dan ekspresi unik setiap pelanggan. Adapun misi yang kami miliki adalah:

  • Menyediakan layanan jasa jahit dengan kualitas terbaik melalui penggunaan bahan berkualitas tinggi, keahlian tinggi, dan perhatian terhadap detail
  • Menyediakan tawaran desain sesuai dengan keinginan dari pelanggan
  • Menawarkan layanan pelanggan yang ramah, responsif, dan profesional untuk memastikan kepuasan pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang
  • Konsistensi dalam menyelesaikan pesanan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati.

Analisis STP

Analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dari bisnis jahit pakaian membantu dalam merancang strategi pemasaran yang efektif untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berikut adalah analisis STP:

1. Segmentasi (Segmentation) :

Segmentasi yang pertama demografi segmen pelanggan berdasarkan faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, dan pekerjaan. Misalnya, pemahaman tentang preferensi fashion generasi muda. Segmentasi selanjutnya adalah geografi yang mana menyegmentasi pasar berdasarkan lokasi geografis, mempertimbangkan gaya dan preferensi yang mungkin bervariasi di berbagai wilayah. Segmentasi selanjutnya sikografis yang berfokus pada gaya hidup, nilai, dan preferensi pelanggan, seperti apakah mereka lebih suka pakaian kustom atau trendi dan instan.Kemudian Perilaku Konsumen seperti enganalisis pola pembelian, loyalitas merek, dan preferensi terhadap bahan atau desain tertentu.

2. Targeting (Targeting) :

Targeting yang pertama adalah menentukan Target Market berdasarkan analisis segmentasi, menentukan segmen pasar yang paling menarik dan layak ditargetkan. Kemudian profil pelanggan ideal yang mana embuat profil pelanggan ideal berdasarkan atribut yang relevan dengan bisnis jahit pakaian. Selanjutnya penentuan Jangkauan Geografis: Menentukan area geografis yang akan menjadi target pasar, baik lokal maupun global.

3. Positioning (Positioning) :

Proposisi Nilai Unik : Menyusun proposisi nilai unik yang membedakan bisnis jahit pakaian dari pesaing. Penentuan Harga dan Kualitas: Menentukan posisi harga dan kualitas produk di pasar (misalnya, pakaian berkualitas tinggi dengan harga terjangkau). Komunikasi Merek: Mengembangkan strategi komunikasi untuk menyampaikan pesan posisi kepada pelanggan melalui iklan, branding, dan media lainnya. Asosiasi Merek: Membangun asosiasi positif dengan merek, seperti keberlanjutan, keahlian dalam kustomisasi, atau desain inovatif.

            Dengan dasar analisis STP diatas didapatkan hasil analisis segmentasi: pemilihan segmen wanita maupun pria semua usia dengan minat pada pakaian berdesain unik dan terkini maupun desain sesuai dengan keinginan. Targeting dengan berfokus pada kawasan perkotaan dengan gaya hidup urban dan trend mode yang kuat. Positioning dengan enyajikan diri sebagai merek pakaian kustom dengan desain unik dan kualitas premium yang terjangkau, memanfaatkan keahlian lokal dalam produksi dan memberikan kontribusi pada inisiatif keberlanjutan. Dengan menerapkan analisis STP ini bisnis jahit pakaian dapat lebih tepat dalam menentukan strategi pemasaran, mencapai target pasar yang paling berharga, dan membangun citra merek yang kuat di pasar.

Analisis 7P Formula

Analisis 7P adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk memahami dan mengelola unsur-unsur pemasaran yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu produk atau layanan di pasar. Konsep ini melibatkan tujuh elemen yang dimulai dengan huruf 'P', dan itu mencakup :

Product (Produk) : deskripsi dan karakteristik produk atau layanan. Diferensiasi produk dari pesaing. Kualitas produk dan fitur yang ditawarkan.

Price (Harga) : strategi dalam penetapan harga yang dipilih. Kemudian promosi dan diskon yang mungkin dapat diterapkan. Kebijakan harga dan nilai yang diwakili oleh produk atau layanan.

Place (Tempat) : distribusi produk atau layanan dan saluran distribusi. Lokasi fisik tempat pembelian atau penggunaan produk. Ketersediaan produk di berbagai saluran penjualan.

Promotion (Promosi) : strategi promosi dan iklan. Metode komunikasi dengan pelanggan. Keterlibatan dalam pemasaran langsung atau digital.

People (Orang) : interaksi dengan karyawan dan personel perusahaan. Keterampilan dan keahlian staf dalam memberikan layanan. Pengaruh keberhasilan pemasaran oleh keterlibatan orang.

Process (Proses) : langkah-langkah atau proses dalam menyediakan produk atau layanan. Efisiensi operasional dan prosedur bisnis. Pengalaman pelanggan selama proses pembelian atau penggunaan produk.

Physical Evidence (Bukti Fisik) : aspek fisik atau tampilan yang mendukung promosi dan citra merek dan esain produk atau kemasan.

Analisis 7P Formula adalah analisis terkait dengan product, price, place, promotion, people, process, physical evidence. Hasil analisis terhadap bisnis tersebut adalah produk yang ditawarkan berupa jasa, yaitu jasa jahit pakaian segala usia. Bisnis ini juga menawarkan desain dan melakukan diskusi terlebih dahulu dengan konsumen terkait busana seperti apa yang mereka inginkan. Terrkait dengan price sendiri rata rata sekitar dengan lama waktu pengerjaan tergantung dari kesepakatan bersama.

Analisis 7P yang selanjutnya adalah terkait dengan place yang mana tempat usaha ini membuka usaha dirumah dilingkungan yang ramai penduduk dan kebutuhan pakaian tergolong tinggi. Untuk Promotionnya sendiri usaha ini menggunakan jenis promosi tradisional yang mana berupa mulut ke mulut dan belum memanfaatkan sosial mdia sebagai promosinya.

Untuk Bukti Fisik (Physical Evidence) sendiri binsis ini bwrupa penataan hasil busana yang telah jadi dengan rapi dan dilakukan pengemasan dengan baik. Terdapat juga beberapa sampel atau contoh hasil pengerjaan yang diletakan di manekin sehingga mudah untuk dilihat orang. Sedangkan untuk proses (process) pembayaran dilakukan dengan transaksi langsung dibayarkan ketika konsumen mengambil pakaian mereka.

Analisis Johari Model

Teori Johari Window adalah sebuah teori psikologi yang digagas oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun 1955. Teori ini membantu orang dalam memahami hubungan antara dirinya sendiri dan orang lain. Teori ini juga berkaitan dengan Emotional Intelligence Theory yang berhubungan dengan kesadaran dan perasaan manusia. Teori Johari Window digunakan untuk menciptakan hubungan intrapersonal dan interpersonal, yaitu hubungan pada diri sendiri dan hubungan antara diri sendiri dan orang lain.

Dalam konteks bisnis Jasa Jahit Busana Semua Usia, teori Johari Window dapat membantu dalam memahami bagaimana komunikasi antara pelanggan dan penjahit dapat berjalan dengan baik. Teori ini menggambarkan empat kuadran yang mewakili bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dan bagaimana orang lain memandang dirinya. Keempat kuadran tersebut adalah:

Arena : Bagian dari diri seseorang yang diketahui oleh dirinya sendiri dan orang lain.

Blind Spot : Bagian dari diri seseorang yang tidak diketahui oleh dirinya sendiri tetapi diketahui oleh orang lain.

Facade : Bagian dari diri seseorang yang diketahui oleh dirinya sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain.

Unknown : Bagian dari diri seseorang yang tidak diketahui oleh dirinya sendiri dan orang lain.

Dalam konteks bisnis Jasa Jahit Busana Semua Usia, teori Johari Window dapat membantu dalam memperbaiki komunikasi antara pelanggan dan penjahit. Penjahit dapat memperluas kuadran Arena dengan memperkenalkan dirinya dan memberikan informasi tentang kemampuan dan pengalaman mereka dalam menjahit. Pelanggan juga dapat memperluas kuadran Arena mereka dengan memberikan informasi tentang preferensi mereka dalam hal desain dan bahan. Dengan demikian, penjahit dapat memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan memberikan layanan yang lebih baik pula.

Dalam hal ini, teori Johari Window dapat membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik antara pelanggan dan penjahit, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat reputasi bisnis Jasa Jahit Busana Semua Usia.

Berikut adalah contoh penerapan Johari Window dalam bisnis Jasa Jahit Busana Semua Usia:

Arena: Kuadran ini mencakup informasi yang diketahui oleh pemilik bisnis dan pelanggan. Pemilik bisnis harus memastikan bahwa informasi ini selalu terbuka dan transparan, seperti harga jasa jahit, jenis kain yang tersedia, dan waktu penyelesaian jasa jahit.

Blind Spot: Kuadran ini mencakup informasi yang tidak diketahui oleh pemilik bisnis tetapi diketahui oleh pelanggan. Informasi ini dapat berupa kekurangan dalam pelayanan jasa jahit, seperti kualitas jahitan yang buruk atau waktu penyelesaian yang lambat. Pemilik bisnis harus memperhatikan umpan balik pelanggan dan memperbaiki kekurangan yang ditemukan.

Facade: Kuadran ini mencakup informasi yang diketahui oleh pemilik bisnis tetapi tidak diketahui oleh pelanggan. Informasi ini dapat berupa kelebihan dalam pelayanan jasa jahit, seperti kualitas jahitan yang baik atau waktu penyelesaian yang cepat. Pemilik bisnis harus mempromosikan kelebihan ini agar pelanggan dapat mengetahuinya.

Unknown: Kuadran ini mencakup informasi yang tidak diketahui oleh pemilik bisnis maupun pelanggan. Informasi ini dapat berupa peluang bisnis baru, seperti peluang untuk memperluas jangkauan bisnis atau menambah jenis jasa jahit yang ditawarkan. Pemilik bisnis harus melakukan riset pasar dan memperhatikan tren bisnis untuk menemukan peluang-peluang baru.

Analisis BCG

BCG (Boston Consulting Group) Matrix adalah suatu alat analisis strategis yang digunakan untuk menilai portofolio bisnis suatu perusahaan berdasarkan pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif dari unit bisnisnya. Dalam konteks bisnis jahit pakaian, kita dapat menerapkan BCG Matrix dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

  • Bintang (Stars) :

Segmen bisnis jahit pakaian yang memiliki pangsa pasar tinggi dan berada di pasar yang tumbuh pesat. Analisis: Produk-produk unggulan atau tren terbaru dapat ditemukan di sini. Misalnya, jika perusahaan Anda memiliki lini pakaian yang sangat diminati atau tren mode tertentu yang sedang booming, itu dapat dianggap sebagai bintang. Penerapan dalam bisnis ini fokus pada pengembangan produk dan ekspansi pasar. Pertimbangkan strategi pemasaran yang agresif untuk memaksimalkan pangsa pasar.

  • Tanya (Question Marks) :

Deskripsi: Segmen bisnis dengan pangsa pasar rendah di pasar yang tumbuh pesat. Analisi ini mungkin mencakup produk baru atau lini pakaian yang belum sepenuhnya terbukti di pasar. Bisnis ini memerlukan investasi lebih lanjut untuk meningkatkan pangsa pasar atau memutuskan apakah harus menghentikan investasi. Dari hal tersebut didapatkan hasil analisis pada bisnis ini yaitu dengan mempertimbangkan apakah layak untuk terus menginvestasikan sumber daya atau apakah ada peluang diversifikasi untuk mengurangi risiko.

  • Sapi (Cash Cows) :

Segmen bisnis dengan pangsa pasar tinggi di pasar yang tumbuh lambat. Analisis produk atau lini pakaian yang telah mapan dan memberikan arus kas yang stabil. Meskipun pertumbuhan pasar tidak tinggi, pangsa pasar yang besar dapat menghasilkan keuntungan yang konsisten. Dari hal tersebut didapatkan analisis melakukan optimalisasi operasional dan pengelolaan risiko agar tetap menghasilkan arus kas yang stabil. Evaluasi potensi diversifikasi atau peningkatan nilai tambah.

  • Anjing (Dogs) :

Segmen bisnis dengan pangsa pasar rendah di pasar yang tumbuh lambat. Analisis: Mungkin ada produk atau lini pakaian yang sudah tidak lagi diminati oleh pasar atau tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan. Pertimbangkan untuk mengurangi atau menghentikan investasi di sini. Dari hal ini didapatkan hasil analisis pada bisnis kami yaitu melakukan valuasi apakah ada cara untuk memodifikasi produk atau menargetkan pasar yang berbeda. Jika tidak, pertimbangkan pengurangan atau penghentian untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen yang lebih menguntungkan.

Analisis Porter’s

Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter's Five Forces) terhadap usaha ini melibatkan evaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dan daya saing dalam industri jasa jahit pakaian. Berikut adalah hasil analisisnya:

  • Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyer Power)
  • Kekuatan tawar menawar harga dari konsumen biasanya membuat pi
  • Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Supplier Power)
  • Kekuatan tawar menawar dari pemasok bahan produksi membuat harga jasa yang ditawarkan jugabnaik turun. Ketika harga bahan naik maka mau tidak mau harga jasa yang ditawarkan juga naik.
  • Ancaman Produk atau Layanan Pengganti (Threat of Substitutes)

Ancaman yang pertama yaitu tersedianya alternatif pakaian yang mana konsumen memiliki banyak opsi untuk mendapatkan pakaian, baik yang dijahit sendiri atau yang dibeli dari toko pakaian, maka ancaman produk pengganti bisa menjadi tinggi. Ancaman selanjutnya adalah kemungkinan pakaian olahan yang sudah jadi, seperti pakaian massal yang diproduksi secara massal, dapat menjadi pengganti bagi pakaian yang dijahit secara khusus.

  • Ancaman Persaingan dalam Industri (Threat of New Entrants)
  • Yang menjadi ancaman dalam industry ini adalah persaingan. Yang mana persaingan bisnis ini tidak terlalu tinggi karena untuk tempat sekitar baru ada satu industry yang sama.
  • Intensitas Persaingan dalam Industri (Rivalry Among Existing Competitors)
  • Sedikitnya usaha serupa disekitar yang tidak banyak membuat intensitas persaingan pada bisnis ini tidak terlalu tinggi, namun dengan maraknya bisnis online di dunia fashion membuat ancaman tersendiri pada bisnis ini.

Analisis Tatakelola Kepemimpinan

Tata kelola kepemimpinan bertujuan untuk mengatur dan memenejemen suatu bisnis supaya segala kebutuhan dan keperluan bisnis dapat terlaksana dengan baik. Tata kelola kepemimpinan ini sangat baik dan justru diharuskan untuk dijaankan terutama pada binsis dengan sumber daya manusia yang banyak dan produksi yang banyak.

Untuk bisnis ini masih skala kecil sehingga tidak memerlukan kata keklola dan struktur kepemimpinan. Bisnis ini berjalan perseorangan dengan dibantu oleh seorang tenaga yang sudah terlatih pula. Jadi untuk bisnis ini dijalankan oleh dua orang saja dan untuk pengerjaan tugas dan tanggung jawabnya akan saling mengisi. Nantinya apabila bisnis ini sudah berkembang dan makin dikenal maka baru akan menambah jumlah sumber daya manusia dengan jumlah sesuai kebutuhan.

Analisis BEP Unit

Untuk menghitung Break-Even Point (BEP) dalam bisnis jasa jahit pakaian, diperlukan beberapa pertimbangan seperti biaya tetap, biaya variabel, dan harga jasa jahit per unit. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Identifikasi Biaya Tetap (Fixed Costs)
  • Tentukan biaya tetap bulanan yang terkait dengan operasi bisnis jasa jahit pakaian. Ini bisa termasuk sewa tempat usaha, biaya listrik, gaji tetap, dan biaya-biaya lain yang tidak berubah terlepas dari seberapa banyak jasa jahit yang dihasilkan.
  • Dalam bisnis ini didapatkan analisis biasa tetap dengan rincian: biaya listrik sebulan 120.000, gaji karyawan 1 orang 3.000.000, biaya tidak terduga 200.000 total 3.170.000
  • Identifikasi Biaya Variabel per Unit (Variable Cost per Unit)
  • Tentukan biaya variabel yang diperlukan untuk setiap unit jasa jahit. Biaya variabel dalam konteks jasa jahit bisa melibatkan biaya bahan-bahan yang digunakan, tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan setiap proyek. Dari analisis didapatkan biaya variabel per unit 10.000
  • Tentu:kan Harga Jasa Jahit per Unit (Selling Price per Unit)
  • Tetapkan harga untuk setiap unit jasa jahit yang Anda tawarkan. Ini bisa didasarkan pada analisis pasar dan kompetitif, serta mempertimbangkan harga yang dapat diterima oleh pelanggan. Berdasarkan analisis apabila dalam satu bulan mencapai 60 jasa pembuatan pakaian kemeja yang diminta konsumen dengan biaya 70.000 maka didapatkan 4.200.000/60 kemeja.

            Perhitungan BEP unit menggunakan rumus :

222-6554d5ededff7608b677c792.png
222-6554d5ededff7608b677c792.png

Sehingga didapatkan BEP      : 3.170.000

------------

70.000-10.000


                                                 : 3.170.000

------------

      60.000


                                                 : 52.833

Cost-Volume-Profit-Analysis

Cost-Volume-Profit (CVP) Analysis adalah alat analisis yang membantu perusahaan untuk memahami hubungan antara biaya, volume produksi, dan laba. Beberapa komponen utama CVP Analysis :

  • Biaya Tetap (Fixed Costs) :

Deskripsi: Biaya yang tidak berubah terlepas dari volume produksi. Contoh dalam bisnis jahit pakaian: Sewa gedung produksi, gaji karyawan tetap, peralatan tetap.

  • Biaya Variabel (Variable Costs) :

Deskripsi : Biaya yang berubah sejalan dengan volume produksi. Contoh dalam bisnis jahit pakaian: Bahan, upah tenaga kerja langsung, biaya distribusi.

  • Harga Jual (Selling Price) :

Deskripsi: Harga per unit untuk produk jahitan. Contoh dalam bisnis jahit pakaian: Harga penjualan per pakaian.

  • Volume Produksi (Production Volume) :

Deskripsi: Jumlah produk yang diproduksi atau dijual. Contoh dalam bisnis jahit pakaian: Jumlah pakaian yang dijahit dan dijual dalam periode tertentu.

333-6554d60e110fce56532ea552.png
333-6554d60e110fce56532ea552.png

Analisis CVP untuk Bisnis ini :

  • Break-Even Point (BEP) :

BEP adalah titik di mana pendapatan sama dengan biaya, sehingga laba bersih adalah nol. Dalam bisnis jahit pakaian, BEP dapat dihitung untuk mengetahui jumlah pakaian yang perlu dijual agar bisnis tidak mengalami kerugian.

  • Margin of Safety :

Margin of Safety adalah selisih antara volume penjualan aktual dan BEP. Ini memberikan gambaran seberapa jauh penjualan dapat menurun sebelum perusahaan mencapai titik impas.

  • Leverage (Pengaruh Daya Ungkit) :

CVP Analysis dapat membantu mengidentifikasi seberapa besar biaya tetap berkontribusi terhadap keuntungan. Ini dapat membantu manajemen memahami pengaruh daya ungkit (leverage) dari biaya tetap terhadap profitabilitas.

  • Analisis Sensitivitas
  • Manajemen dapat melakukan analisis sensitivitas untuk memahami dampak perubahan harga jual, biaya tetap, atau biaya variabel terhadap laba bersih. Ini membantu dalam perencanaan strategis dan pengambilan keputusan.
  • Dikarenakan bisnis ini bergerak dibidang jasa maka untuk CVP ini tidak dapat dilakukan secara seratus persen. Namun begitu analisis ini dapat dilakukan dan dianalisis dengan analisis CVP per satu unit jasa yang diminta konsumen. Oleh karena itu didapatkan gambaran :

444-6554d62845274b58ec31d9b2.png
444-6554d62845274b58ec31d9b2.png

Total Reveneu            = Harga jual (jasa) x volume produksi

                                    = 70.000 x 60

                                    = 4.200.000

Total Cost                     = Biaya Tetap+(Biaya Variabel per Unit x Volume Produksi)

                                    = 3.170.000 + (10.000 x 60)

                                    = 3.170.000 + 60.000

                                    = 3.230.000

Provit                       = Total Revenue – Total Cost

                                    = 4.200.000 – 3.230.000

                                    = 970.000


Analisis Supply & Demand

Analisis memberikan wawasan yang mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis jahit pakaian. Dengan analisis supply dan demand bisnis dapat mengoptimalkan strategi mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mencapai keberlanjutan jangka panjang.

Analisis dari supply yang pertama adalah terkait dengan bahan. Terkiat dengan bahan sendiri bisnis kami menawarkan dua opsi. Opsi yang pertama adalah konsumen membawa bahan pakaian mereka sendiri dan untuk opsi kedua terkait dengan bahan utama berupa kain dari pihak bisnis yang akan mencari. Untuk tempat pembelian kain sendiri sudah berlangganan dengan beberapa took. Dan untuk terkait dengan bahan sekunder atau tambahan seperti benang, jarum dan manik-manik dari pihak bisnis juga sudah mempunyai took langganan yang tentunya kualitas dari bahan tersebut berkualitas.

Analisis supply yang kedua yaitu terkait dengan tenaga kerja dimana tenaga kerja yang kami pakai sudah mellui pendidikan formal sehingga menguasai teori-teori dalam bidang fashion dan mampu menciptakan desain yang menarik karena memang sudah terlatih.

Analisis supply yang selanjutnya mengenai teknologi yang digunakan. Yang mana mesin jahit yang digunakan sudah pasti mempunyai standar SNI.

Terkait dengan analisis demand yang didapatkan didapatkan yaitu mengenai perubahan gaya hidup dan tren mode. Pemhaaman mode yang kian berganti juga turut membuat sumber daya manusia dalam binsis ini selalu mengupgrade diri sehingga hasil desain yang dikuasai selalu dapat mengikuti perkembangan zaman dan tetap melayani permintaan konsumen sesuai dengan model keinginannya.

Yang selanjutnya terkait dengan etika. Keramahan sumber daya manusia pada bisnis ini membuat konsumen kembali lagi diwaktu yang berbeda untuk kembali menggunkan jasanya. Selain sikap samah sumber daya manusia faktor konsistensi dan efisiensi waktu juga membuat bisnis ini makin di kenal orang.

Analisis Penerimaan/Penolakan

Analisis penerimaan dan penolakan dalam bisnis jahit pakaian melibatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi cara pelanggan merespons produk atau layanan yang ditawarkan. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam analisis ini :

Penerimaan Bisnis diantaranya :

  • Kualitas Produk :
  • Keterampilan Jahit : Kualitas keterampilan jahit dan ketepatan dalam mengeksekusi desain dapat meningkatkan penerimaan pelanggan terhadap produk. Bahan berkualitas tinggi: Penggunaan bahan berkualitas tinggi dapat meningkatkan nilai produk dan memperoleh kepercayaan pelanggan. Adapun bisnis yang kami jalankan sudah melakukan riset untuk kualitas produk bahan yang kamu gunakan sehingga kualiltas produk kami pasti terjamin.
  • Inovasi Desain :
  • Kreativitas : Desain yang kreatif dan inovatif dapat membuat bisnis jahit baju menonjol di pasar dan menarik minat pelanggan. Penyesuaian dengan Tren : Mengikuti atau bahkan menciptakan tren mode dapat meningkatkan daya tarik bisnis. Sumber daya manisa kami selalu melakukan upgrade diri sehingga hasil desain yang kami hasilkan dan kami implementasikan pada pesanan konsumen tidak tertinggal zaman.
  • Kepuasan Pelanggan :
  • Pelayanan pelanggan : Pplayanan pelanggan yang baik dan responsif dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang. Yang mana dari ini kami sellau berbuat ramah kepada pelanggan kami dan selalu mengajak diskusi terkait dengan desain yang model seperti apa yang mereka inginkan. Customization dan personalisasi: kemampuan untuk menyediakan pakaian yang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dapat meningkatkan penerimaan yang mana selalu kami usahakan.
  • Keberlanjutan :

Praktik keberlanjutan : Kesadaran keberlanjutan dan praktik produksi yang ramah lingkungan dapat menciptakan citra positif di mata pelanggan yang peduli terhadap lingkungan selalu kami junjung tinggi demi semakin berkembangnya bisnis kami.

  • Harga yang Wajar :
  • Perbandingan dengan nilai : Pelanggan membandingkan harga dengan nilai yang diberikan, jadi penetapan harga yang sesuai dengan kualitas produk dan layanan dapat mendukung penerimaan dan untuk hal ini kami sudah mlakukan riset dan berbagai pertimbangan sehingga harga yang kami tawarkan sudahsangat coock dengan produk yang kami hasilkan.

Penolakan Bisnis Jahit Baju :

  • Kualitas Produk yang Buruk

Ketidaksesuaian dengan Ekspektasi : produk yang tidak sesuai dengan ekspektasi pelanggan atau mengalami cacat produksi dapat menyebabkan penolakan. Penggunaan Bahan yang Tidak Memuaskan: Bahan yang tidak nyaman atau tidak berkualitas dapat menjadi alasan penolakan. Hal inisangat kami hindari karena dengan melakukan hal tersbeut maka konsumen tidak akan balik lagi dan akan menyebabkan keberlangsungan bisnis kedepannya akan semakin sullit untuk bertahan.

  • Ketidakmampuan Mengikuti Tren atau Inovasi
  • Kurangnya inovasi: kurangnya inovasi dalam desain atau ketidakmampuan untuk mengikuti tren dapat membuat bisnis menjadi ketinggalan dan diabaikan oleh pelanggan yang mana hal ini tidak akan kami alami karena kami selalu mengikuti trend an selalu upgrade skill dari sumber daya manusia.
  • Pelayanan Pelanggan yang Buruk
  • Ketidakresponsifan: Tidak merespons dengan cepat terhadap pertanyaan atau masalah pelanggan dapat menyebabkan ketidakpuasan dan penolakan. Ketidakmampuan Memenuhi Harapan Pelanggan: Jika bisnis tidak dapat memenuhi harapan pelanggan, ini dapat menyebabkan penolakan. TEntu saja hal ini tidak sesuai dengan bisnis kami yang mana dalam misi isnis kami salah satunya menjunjung rasa ramah dalam melayani konsumen.
  • Ketidakberlanjutan
  • Praktik produksi yang merugikan lingkungan: Jika bisnis terlibat dalam praktik-produksi yang merugikan lingkungan, ini dapat menyebabkan penolakan dari pelanggan yang memiliki kesadaran keberlanjutan. Dari analisis bisnis kami didapatkan bahwa bisnis kami tidak memiliki dan tidak berpotensi sama sekali untuk kerusakan lingkungan, untuk limbah hasil produksi pun kami olah dan kami manfaatkan untuk membuatb produk lain yang mungkin nantinya dapat menjadi bisnis kedua kami.
  • Harga yang Tidak Sesuai
  • Tidak Sesuai dengan Kualitas: Jika harga dianggap terlalu tinggi untuk kualitas produk yang diberikan, pelanggan mungkin menolak untuk membeli. Analisis ini dapat membantu bisnis jahit pakaian untuk memahami bagaimana produk atau layanan mereka diterima di pasar dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan penerimaan pelanggan. Selain itu, mengetahui alasan penolakan dapat membantu bisnis mengambil tindakan perbaikan yang tepat. Dengan mengetahui alasan penolakan ini kami sudah melakukan riset dalam menetapkan harga agar sesuai dengan kualitas yang kami tawarkan.

Permintaan terhadap suatu jasa mencerminkan sejauh mana pelanggan tertarik atau membutuhkan layana. Faktor-faktor seperti kualitas, harga, dan kebutuhan pasar dapat mempengaruhi tingkat permintaan terhadap suatu jasa. Di sisi lain, penolakan terhadap suatu jasa dapat terjadi jika pelanggan tidak merasa terpenuhi dengan kualitas layanan, tidak cocok dengan kebutuhan mereka, atau jika ada faktor-faktor lain yang membuat mereka tidak tertarik. Dalam dinamika pasar, permintaan dan penolakan terhadap suatu jasa saling mempengaruhi, memicu perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan memahami kebutuhan pelanggan agar dapat meminimalkan tingkat penolakan. Oleh karena itu dalam menjalankan bisnis kedua sisi ini baik sisi penerimaan ataupun penolakan harus benar benar dikaji supaya binsis yang dibangun dengan susah payah dapat berjalan dengan lancar dan berlangsung secara lama bahkan tidak menutup kemungkinan untuk maju dengan pesat.

Taksiran Lokasi Bisnis Google Map

Untuk lokasi bisnis ini sendiri masih berada di rumah untuk awal awal untuk menghemat biaya pengeluaran. Adapun alamatnya berada di kota Depok dengan alamat maps Jl. Akses Kelapa Dua, Cimanggis, Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, Pasir Gn. Sel., Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16451.

Daftar Pustaka/Citasi

Astina, S. T., Sunarti, & Mawardi, M. K. (2016). Abalisis Segmentation, Targeting dan Positioning dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Melalui Strategi Pemasaran . Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.2 Oktober 2016, 57-66.

Ginting, M., Patana, P., & Purwoko, A. (2015). Analisis Supply dan Demand Potensi Ekowisata di Kawasan Danau Linting, Desa Sibunga Bunga Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang. 93-98.

Khaeruddin. (ANALISIS PERHITUNGAN COST VOLUME PROFIT ). Analisis Perhitungan Cost Volume Profit (CVP) untuk Perencanaan Laba pada CV. Citra Sari di Makassar. Skripsi.

Maruta, H. (n.d.). Analisis Break Even Poin (BEP) sebagai Dasar Perencanaan Laba bagi Manajemen. 9-28.

Putra, Y. S. (2014). Analisis Matriks Boston Consulting Group (BCG) pada Sepeda Motor Merk Honda . Among Makarti, Vol.7 No.13, Juli 2014, 48-71.

Widjaya, P. G. (2017). Analisis Segmenting, Targeting, Positioning dan Marketing Mix Pada PT. Murni Jaya. AGORA Vol. 5, No. 1, (2017) .

Wisudawati, T., & Rizalmi, S. R. (2020). Analisis Metode Marketing Mix 7P Sebagai Strategi Pemasaran Produk Daur Ulang. Journal Science Innovation and Technology (SINTECH) , 26-29.

Screenshoot 12 Gambar (Nomor Urutan Isi Proposal Mulai 2 sd 12)

2
2

3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun