Mohon tunggu...
Muhamad Alfathan
Muhamad Alfathan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kupu-kupu

Membiasakan diri dengan secangkir kopi sebagai wacana membangun jati diri!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Spiritualitas Cinta ala Anthony de Mello

27 Februari 2024   22:47 Diperbarui: 27 Februari 2024   22:50 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony de Mello (Photo on Jesuit.ie)

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait cinta, setidaknya ada beberapa karakter cinta yang harus diuraikan;

  • Kepada apa dan siapa pun, apakah itu benda, hewan, atau manusia. Mau itu besar, kecil, hitam atau putih tak pernah membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. semuanya layak untuk dicintai.
  • Tanpa pamrih, persis seperti si pohon yang diceritakan sebelumnya. Apa yang telah kita lakukan untuk sesuatu yang dicintai, tidak perlu kita memperhitungkannya. Karena aktivitas cinta bukan soal kalkulasi semata.
  • Memberi yang terbaik, bahwa tindakan-tindakan cinta kita merupakan tindakan yang terbaik. Apa yang kita berikan kepada sosok yang dicintai sudah semestinya pemberian yang terbaik.
  • Membebaskan, tidak ada ketakutan sedikit pun dalam hati yang penuh cinta. Bebas dalam artian sosok atau sesuatu yang dicintai harus dibiarkan sesuai koridor hidupnya. Tidak boleh ada pemaksaan berdasarkan hasrat kepemilikan, karena ia bukan tawanan.

Menghidupkan Cinta

Setelah melakukan aktivitas yang bisa mendatangkan cinta, maka cinta itu harus dipupuk agar tumbuh semakin subur. Nampak di sini bahwa Anthony de Mello memberikan resep atau pupuk dalam menghidupkan cinta, di antaranya; Lepaskan ikatan, keinginan, atau harapan dari sesuatu yang kita cintai. Biarkan sesuatu itu ada sebagaimana mestinya. Perlu diingat bahwa cinta itu menerima dan menghargai. Setelah kita melepaskan ikatan-ikatan atau harapan tersebut, adalah kita menerima apa yang menjadi bagian dari sesuatu yang kita cintai itu, serta menghargainya dengan tinggi.

Hal lain yang harus diingat juga ialah cinta hanya akan hidup dan tumbuh di atas kesadaran. Cinta menjadi rusak ketika terhalang oleh imajinasi, karena itu akan mendorong pada ketertarikan dan banyaknya keinginan. Dampaknya, kita hanya mendapat kenikmatan sesaat, bukannya mendapat kebahagiaan. Ketakutan, penyesalan, dan rasa lelah juga hal yang tidak bisa dihindari ketika cinta kabur dari kesadaran kita.

Kemudian, cinta tidak boleh ditukarkan dengan apa pun, termasuk dengan cinta itu sendiri. Mulianya kedudukan cinta dalam pandangan Anthony de Mello sampai-sampai ia beralasan bahwa Tuhan begitu sangat mencintai ciptaan-Nya. Begitulah manusia menjadi sangat layak untuk dicintai, karena Tuhan pun mencintai kita. Pesan terakhir yang menjelaskan tentang alasan apa yang membuat manusia tidak saling mencintai, di saat Sang Pencipta tak henti-hentinya mencintai dan mengasihi kita. Begitu indahnya manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun