Mohon tunggu...
Setiawan Dirgantara
Setiawan Dirgantara Mohon Tunggu... -

Seorang Guru yang sementara mencari kesejatian pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stereotipe Laki-laki

19 Desember 2009   03:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:53 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perdebatan hebat di kalangan masyarakat bertumpu pada perbedaan persepsi dari segi sosial, intelektual, atau emosi antara lelaki dan perempuan. Perbedaan-perbedaan ini amat susah dihitung disebabkan alasan-alasan sains dan politik. Beberapa tuntutan stereotipe lelaki yang terkadang dikemukakan untuk perbandingan dengan perempuan adalah seperti berikut:


  • Lebih bersikap agresif dibandingkan perempuan. Bagaimanapun, dalam hubungan antarpribadi, sebagian besar penyelidikan mendapati bahwa keagresifan antara lelaki dan perempuan sama saja. Bagaimanapun, lelaki cenderung lebih agresif di luar rumah dan sebaliknya.
  • Lebih bersikap kompetitif, tetapi juga lebih keras kepala dibandingkan perempuan.
  • Mempunyai keyakinan diri lebih besar (malah terkadang sombong juga) dan mempertunjukkan kemahiran kepemimpinan yang lebih baik dibandingkan perempuan.
  • Lebih dapat mengedepankan akal dan emosi.
  • Mempunyai kemahiran teknis lebih besar dan pengurusan dibandingkan perempuan.
  • Lebih cenderung pada pemikiran abstrak dibandingkan perempuan.
  • Lebih kasar dibandingkan perempuan.
  • Lebih gemar bercakap dan lebih cenderung mencela saat orang sedang bercakap dibandingkan perempuan.
  • Lebih cenderung membuat perbedaan antara homoseksual dan lesbian.
  • Lebih cenderung menyindir dan menggunakan metafora dalam pembicaraan.


Sebagian dari perbedaan-perbedaan ini telah didukung oleh penyelidikan ilmiah, tetapi ada juga yang tidak. Semua ini harus diterima dengan hati-hati karena terdapat kelainan yang amat besar di kalangan lelaki dan perempuan. Beberapa stereotipe di atas tidak dilihat dari segi yang sama dengan masa kini (yaitu, penggunaannya dalam aspek dan lingkungan penghidupan yang tertentu, seperti kerja luar rumah) hingga abad ke-20, bermula dengan industri.

Dari segi rupa dan perawakan, tidak banyak lelaki menggunakan kosmetik atau pakaian yang secara umum terkait kepada perempuan. (karena biasanya yang berbuat demikian dikenal sebagai bencong alias waria, dalam bahasa Bugis dikenal dengan nama Calabai, Kawe-kawe, Saladewi).
~~~~~oo000oo~~~~
Dengan tidak merendahkan saudara saya yang berjenis kelamin Cewek (perempuan). Berikut ini saya sertakan sebuah Intermezo perbandingan antara Laki-laki dan perempuan yang dikirimkan ke email saya beberapa waktu yang lalu.

Meja kerja laki-laki berantakan
Kata Orang (KO) : Dia memang pekerja keras
Meja kerja perempuan berantakan
KO : Cewek apa'an tuh? Ngrapiin meja aja nggak becus..

Laki-laki bekerja menikah
KO : Dia pasti akan bekerja lebih baik karena hidupnya bakalan lebih teratur
Perempuan bekerja menikah
KO : Deeuuuuuu...paling entar habis hamil juga keluar dia..

Laki-laki ngobrol saat jam kerja
KO : Kalau udah ngomongin bisnis, lupa lunch.
Perempuan ngobrol saat jam kerja
KO : Dasar tukang ngrumpi !!!

Laki-laki nggak ada di meja kerja
KO : Sedang tugas luar
Perempuan nggak ada di meja kerja
KO : Jangan2 ngluyur ke mall

Laki-laki keluar dapet pekerjaan baru
KO : Emang pintar cari prospek dia...
Perempuan keluar dapet pekerjaan baru
KO : Emang perempuan nggak bisa dipercaya

Foto keluarga di meja laki-laki
KO : Hem...bapak teladan and setia
Foto keluarga di meja perempuan
KO : Ah dia sich emang mentingin keluarga daripada kerjaan...

Laki-laki selingkuh
KO : Memang kodratnya...
Perempuan selingkuh
KO : Idiiiihhhh amit-amit..

Laki-laki bujang usia tiga lima
KO : Matang..
Perempuan bujang usia tiga lima
KO : Perawan Tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun