Demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik, sepanjang tidak memasukan kepentingan pribadi (hawa nafsu) ke dalamnya. atau meminjam istilah Emha Ainun Nadjib, "Demokrasi La Roiba Fih", Demokrasi tak boleh ada keragu-raguan di dalamnya semua harus bersih dari topeng- topeng badut berdasi, jujur apa adanya, ikhlas memperjuangkan hak- hak rakyat dalam arti seseungguhnya. maka Politisi wajib berdamai dengan hawa nafsu-nya sebelum masuk ke dalamnya.
William F Noil dalam bukunya Ideologi- Ideologi Pendidikan berkesimpulan bahwasanya"Money Politics adalah Cacat moral demokrasi yang fatal!" demikian sebuah ungkapan seorang Negarawan Buya Syafi'I Maarif dalam suatu kesempatan wawancara di Detik.com. ungkapan tersebut secara universal adalah ungkapan yang bisa dikatakan "kita sama-sama bersepakat". Namun dalam perilaku  belum tentu sudah satu frekuensi dengan ungkapan Buya tersebut. Money Politics seolah memang sudah menjadi suatu gagasan ideologi politik. Singkat dari penulis "itu adalah filosofi setan yang berhasil bertahan dalam proses falsifikasi ilmu pengetahuan. pembuktian dari hal tersebut adalah memang 80 % bisa dikatakan jitu. tanpanya seorang Calon tidak begitu percaya diri jika hanya mengandalkan ide dan gagasan saja.
Alhasil, jika penganut ideologi setan ini dikemudian hari bertengger pada kursi kekuasaan maka bisa dipastikan akan bertindak sebagaimana ideologi yang dianut tersebut. Lebih payah lagi adalah kondisi mengenaskan ini juga disandang oleh semua kalangan tanpa terkecuali, baik itu elit politik ataupun masyarakan sipil. Apakah hal ini akan dibiarkan begitu saja? Secara nyaring kita menolaknya namun diam- diam kita melanggarnya? Mungkin itu pertanyaan paling pokok dalam persoalan ini.
Bagaimanakah strategi yang bisa diterapkan dalam menolak ideologi setan ini? Tentu yang pertama harus dilakukan adalah niat kuat dalam diri pribadi untuk benar- benar kufur bahkan murtad dari ideologi setan ini dan kembali rujuk kepada madzhab kewarasan dan akal sehat.
jangan heran juga, nampaknya hal ini sudah diprediksi oleh Muhammad SAW 1400 tahun lalu, Nabi Muhammad SAW Bersabda: "Hubbuddunya Ro'sun kulli Khotiatin"Â yang artinya "Cinta Dunia (Harta, tahta, wanita) adalah pangkal (pemicu) segala Keburukan! Semoga Bermanfaat.
Fatah Saiful Anwar, M.A. Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H