Mohon tunggu...
Fatah Saiful Anwar
Fatah Saiful Anwar Mohon Tunggu... Guru - Guru terbaik adalah pengalaman

Merdeka adalah bebas dari segala duka dan damba

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Itu Peristiwa Kenaikan Isa Almasih?

26 Mei 2022   10:41 Diperbarui: 26 Mei 2022   11:18 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi, Dok. www.youtube.com

Sebelumnya, kita bahas terlebih  dahulu dari sisi teologi dalam Islam sendiri memiliki bermacam- macam aliran, namun ada dua teologi yang sangat bersebrangan dimana masing-masing memiliki konsekuensi terhadap lurus tidaknya tauhid seorang Musllim. Dua teologi tersebut adalah paham Asy'ariyyah dan paham Mujassimah.

Dalam paham asy'ariyyah memahami bahwa Allah SWT dalam Surat Al- A'raf 54: "sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di Arsy" (Al- A'raf: 54). Kata "bersemayam di atas Arsy" bukanlah dipahami secara khissiyah (panca indera) tetapi dipahami sebagai kata yang bermakna esoteris atau kinayah (kiasan). Hal tersebut dimaknai sebagai  sifat agung, tinggi dan kesucian Allah melebihi segalanya.

Adapun dari konsekuensi logis dari pernyataan tersebut adalah memberikan pemahaman yang mapan dalam benak seseorang karena memang secara logika Alloh SWT tidak akan bisa dibayangkan secara abstraksi. Demikian juga yang telah dipahami bahwa salah satu sifat yang dimiliki Allah SWT adalah "Mukhalafatu lil hawadisi"  berbeda dengan semua hal baru (makhluk ciptaanNya). Dengan dalil QS. Asy- Syura: 11 yang berbunyi : "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan dia".

Sedangkan dalam paham mujassimah yang banyak dianut oleh kelompok besar Muhammad Bin Abdul wahab atau akrab dikenal dimasyarakat dengan  sebutan Salafi- Wahabi, memahami Allah SWT bertempat di Arsyi atau langit tertinggi secara Jismiyyah sehingga hal ini memiliki konsekuensi logis terhadap pemahaman bahwa Allah SWT memiliki fisik. Sehingga menafsirkan kata "Arsyi" sebagai tempat bersemayam tentu sangat mirip dengan pemahaman umat Yahudi yang mengatakan Tuhan Bapa mengangkat anaknya Isa As dari bumi ke langit.

Konklusi  mengenai dua paham yang berseberangan ini, mana yang bisa dijadikan pedoman? konsensus Ulama' atau  kesepakatan ulama memutuskan bahwa ayat tersebut wajib di takwil atau di pahami tidak hanya dari segi literal tapi juga secara maknawiyyah (makna yang terkandung) jika dalam ilmu hermeunitika Schleiermacher tidak cukup mengetahui tetapi juga harus memahami sedalam- dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun