Dalam bukunya yang di tulis Hanum Salsabila Rais. Ia mengatakan bahwa politik adalah perkara yang identik dengan keburukan. Oleh karena itu Ia khawatir ketika pertama kali ayahnya, Amien Rais bergumul dengan politik. Yang pada waktu itu Pak Amien dan rekan-rekannya memutuskan untuk membentuk partai sendiri yang dinamai Partai Amanat Nasional.
Kiranya kekhawatiran Hanum akan kejelekan politik sama halnya dengan anggapanku tentang politik yang tiada bagus-bagusnya dimataku. Sebab ditelevisi, dikoran, Â serta dimedia-media lainnya kerapkali memuat tentang kejelekan para politikus itu. Entah itu kasus korupsi, penggelapan dana, kasus suap, serta ribuan kasus lainnya yang amat miris untuk didengarkan.
Sehingga pada malam itu ketika saya tengah menjadi peserta Darul Arqom Dasar. Seluruh prasangka buruk mengenai dunia perpolitikan menyelimuti benak ibarat kabut tebal. Selanjutnya diam-diam saya simpulkan bahwa politik adalah disiplin ilmu yang tak membawa kearah kemaslahatan. Lebih condong pada ranah yang merusak. Sehingga kesan manusia sebagai khalifah dibumi pun bisa jadi tercoreng jika saya mempelajarinya secara mendalam.
Dugaan tersebut makin dikuatkan ketika seorang teman bercerita pada saya. Bahwa usai mempelajari ilmu politik tersebut. Ia serta merta bisa melihat tabiat setiap orang, dapat melihat pergerakan seseorang. Apa yang akan dilakukan serta mau kemana Ia akan melangkah. Yang kesemua itu saya anggap sebagai sebuah prasangka buruk. Sehingga dalam benak kawanku itu Ia selalu mengkritisi setiap tindakan orang disekitarnya. Apakah ada kepentingan-kepentingan yang terselubung?
Namun disatu sisi saya dilema atas kejadian yang tengah saya alami. Disatu sisi saya takut akan terjerat kejelekan-kejelakan dalam berpolitik. Disatu sisi saya pun membutuhkan ilmu tersebut agar tidak mudah dibodohi orang.
Dan kedilemaan saya lunas sudah diluluhlantahkan oleh sebuah buku yang ditulis Hanum. Dalam buku yang berjudul 'Menapak Jejak Amien Rais'. Disitu Pak Amien mengatakan bahwa hanya dengan politiklah alat untuk merubah bangsa. Beliau mengibaratkan politik sebagai sebuah alat. Maka tidak ada yang salah dengan politik. Yang salah adalah orang yang menggunakannnya.
Ibarat korek api, jika digunakan dengan tepat akan membawa kemaslahatan. Seperti digukan untuk memasak, menyalakan lilin. Sebaliknya jika salah menggunakan, akibatnya akan fatal meskipun itu hanya sebatang. jelaslah sudah bahwa seluruh ilmu itu baik, termasuk ilmubpoitik. Sekali lagi tergantung yang menggunakannya. Tergantung dasar niatan orang yang menggunakannya.(5/12)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H