Mohon tunggu...
Fata Azmi
Fata Azmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Berlilmu, Bermanfaat

Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ekosistem yang Tepat

10 September 2022   16:44 Diperbarui: 10 September 2022   16:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia kampus tentu tidak asing dengan yang namanya seminar, kajian maupun diskusi. Hampir setiap harinya kegiatan-kegiatan tersebut hadir dan para mahasiswa yang tertarik untuk ikut pasti akan ambil bagian. Tetapi jangan salahkan pula jika ada sebagian mahasiswa yang lebih memilih kegiatan lain entah itu nongkrong, jalan-jalan ke mall, atau kegiatan lain yang menurut mereka lebih menarik minatnya, sebab untuk apa mengikuti suatu aktivitas jika tidak dilandasi dengan kesadaran diri.

Keunikan manusia adalah sebuah keniscayaan. Heterogenitas diantara sesama selalu akan menghasilkan berbagai macam corak pandang kehidupan, di satu sisi itu baik di sisi lain bisa dianggap buruk. Disinilah perlu adanya ekosistem yang dibangun dalam menghantarkan mahkluk yang berbeda-beda itu menuju jalan yang produktif dan bermanfaat.

Perbedaan pasti akan selalu ada, namun ekosistem yang tepat adalah wahana dimana perbedaan itu dikonstruksi sebagai berbagai peluang yang dapat dijadikan mercusuar perubahan. Tidak sedikit perubahan yang besar diawali dari kesadaran kolektif yang dibangun atas kesamaan visi bahkan hobi yang sama memandang kehidupan.

Kendala terbesarnya bukan hanya terletak dari kesadaran individu untuk berubah tetapi apakah ada ekosistem yang tepat untuk individu itu berubah. Bisa kita ambil contoh ada mahasiswa yang tidak tertarik untuk mengikuti kajian alih-alih seminar tetapi ia lebih senang berjualan, apakah bisa kita ultimatum mahasiswa tersebut bukan bagian dari kaum intelektual yang haus akan ilmu pengetahuan atau belum adanya kajian dan seminar yang menstimulasi dirinya untuk ikut karena berpengaruh terhadap prospek berdagangnya.

Disinilah peran ekosistem yang tepat sebagai sarana mencerahkan, bukan persoalan mau tidak maunya tetapi lebih kepada ada atau tidak adanya, bisa dikatakan cukup tragis manusia yang hidup di ekosistem yang tidak tepat, seharusnya mereka berjalan menuju cahaya tetapi terjebak di dalam gelap gulita.

Lalu bagaimana membangun ekosistem yang tepat, atau lebih mudahnya bagaiman mencari ekosistem yang tepat. Jawaban singkatnya ikuti kata hati nuranimu, dimana kita dapat berkontribusi, produktif dan mengembangkan kapasitas kita sebagai manusia disitulah ekosistem yang tempat untuk berada.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana jika saat ini berada pada ekosistem yang kontra produktif bagi pengembangan diri, pilihannya ada tiga, ikuti arus, cari arus baru atau dengan berani membuat arus sendiri.

Jika mengikuti arus jawabannya sudah jelas dapat diketahui, jika cari arus baru berarti harus siap keluar dari kebiasaan lama dan beradaptasi dengan lingkungan baru, itu tidak sulit jika diawali dengan kesadaran diri untuk berubah dan yang terakhir jika tidak ada arus yang menghantarkan pada perubahan perlu keberanian dan kesiapan mental untuk membuat arus alternatif baru dengan orang-orang yang sejalan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun