Dalam Islam, peran apapun yang dijalani oleh setiap individu, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin meskipun berbeda pasti berujung pada kemuliaan dan surga yang sama.[8] Siapapun kita, kita tetap sama di mata Sang Pencipta.
Di samping kesetaraan, juga ada keadilan yang tidak bisa ditinggalkan. Sebab kesetaraan tanpa keadilan hanya akan menimbulkan banyak permasalahan. Maka dari itu kita perlu mengetahui sesuatu itu ditempatkan sudah pada tempatnya atau belum. Kesetaraan itu sudah pada tempat dan waktu yang pas atau tidak.
Keragaman adalah salah satu tanda kekuasaan Sang Pencipta yang Maha Adil. Karena jika tidak ada perbedaan dan keragaman dunia ini tidak akan berwarna. Tidak akan mungkin jika semua orang bercorak sama atau mempunyai pikiran yang sama, jika itu terjadi maka tidaklah adil.[9]
Perbedaan adalah suatu kesempurnaan , jika manusia itu sadar bahwa mereka saling membutuhkan. Seperti laki-laki dan perempuan yang berasal dari satu, jika salah satu nya ingin menyamai yang lain dan melawan fitrahnya, maka tidak akan bisa karena masing-masing mempunyai porsinya sendiri. Maka dari itu tidak semua keragaman bisa disetarakan. Yang bisa dilakukan disetiap keragaman hanyalah saling melengkapi bukan berkompetisi untuk menciptakan kesempurnaan.
[1] Q.S. At-Tin [95]:4.
[2] Saifuddin Anshari, Endang, Ilmu, Filsafat dan Agama, Edisi Revsi, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2009 hlm. 36.
[3] Khalidy Yusuf, D, Tentang Kejadian Manusia Menurut Agama Islam, Cetakan ke-1, Bandung; Marjan, 1993 hlm. 181.
[4] Q.S. Al-Hujurat [49]:13.
[5] Dinar Dewi Kania, dkk., Delusi Kesetaraan Gender, Cetakan  ke-2,  Jakarta: Yayasan Aila Indonesia, 2020 hlm. 127-133.
[6] Q.S. Al-Hujurat [49]:13.
[7] Shalahuddin, Henri, Indahnya Keserasian Gender Dalam Islam, Cetakan ke-1, Edisi II, Jakarta: INSISTS, 2020 hlm. xvii.