Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa islam yang sudah begitu lama tumbuh berkembang. 74 tahun bukanlah perkara yang mudah dalam mempertahankan organisasi. Tentunya, HMI telah tumbuh besar dengan banyaknya dinamika setiap harinya, saya kira itulah faktor penggerak paling vital bagi tumbuh dan gagahnya organisasi dengan lambang tameng dan pena ini.
Dinamika yang kian riuh membakar semangat di dalam dada para kadernya adalah untuk berlomba lomba memperbaiki kondisi himpunan ini. Dalam hal ini komisariat, mereka harus bertegak betul bahwasanya tidak ada alasan apapun untuk mundur sebagai ujung tombak himpunan. Sebagai organisasi perkaderan, yang visi besarnya adalah membina mahasiswa islam sebagai insan akademis, pencipta, abdi terhadap bangsanya, bernafaskan islam dalam setiap langkahnya, dan bertanggung jawab menjadi pionir bangsa untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran di bawah naungan Allah Subhanau wa Ta'ala. Komisariat harus memperhatikan beberapa hal yang akan menentukan bagaimana nasib perkaderan di masa yang akan datang di tengah tengah kesulitan bangsa ini dalam cengkraman tirani.
Pertama, komisariat harus bisa melayani dan menjadi katalis bagi terwujudnya agent of change, agent of control sosial di dalam lingkungan kampus tanpa meninggalkan nilai nilai dakwah sebagai seorang muslim dan kewajiban sebagai mahasiswa. Gerakan kembali berkiprah di kampus harus terus dirawat dan dilaksanakan. Menggali lebih lanjut, setiap insan yang dikirim ke kampus kampus baik negri maupun swasta tidak lain dan tidak bukan adalah mencari ilmu sebanyak mungkin sebagai bekal hidup adil dak makmur. Â Dengan ini, komisariat harus faham apa yang dibutuhkan mereka, komisariat juga harus berperan di sebuah titik jenuh insan di kampus, menjaga agar mereka tetap amanah akan tugasnya mencari ilmu bukan sekedar bermain dan mencari kenyamanan yang menjadikanya lupa akan kewajibanya sebagai insan akademis.
Kedua, aparat himpunan yang ada di komisariat harus teguh dalam mengikuti langkah dan jejak para pendahulu mereka. Cerita gemilangnya himpunan ditulis bukan untuk dinikmati semata, namun ditulis dengan milyaran tetes peluh agar kita lekas berlari menuju kejayaan. Pentingnya belajar dan taat terhadap para pendahulu adalah kita akan lebih mudah menuju cita cita himpunan, pendahulu tentu ingin kita lekas sampai di pos-pos strategis menuju kejayaan dan tidak mungkin kita di bawa menuju tembing kosong nan hampa. Oleh karenanya marilah kita kembali berdiri menuju apa yang di cita citakan para pendahulu kita yaitu menjadi pionir bagi kesejahteraan umat dan bangsa sekakipun harus berlari, dan berjalan diatas kemalasan.
Kawan kawan himpunan dimanapun kita berada, mari terus tingkatkan budaya belajar(membaca), bermasyarakat, mengambil peran dalam penyelesaian konflik, berdiskusi dan mencari solusi untuk masalah masalah keummatan, sedekah, melakukan inovasi di bidang apapun baik teknologi/ekonomi/ pelestarian budaya dan lainya.
Kawan kawan himpunan yang semoga Allah ridho dengan perjuanganmu, istiqamahlah di jalan ini, saling tolong menolonglah dengan orang lain, rawatlah kekeluargaan ini, dan semoga kita termasuk kedalam ummat yang satu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H