Ditengah kondisi sosial yang diselimuti kegentingan, rakyat indonesia butuh semacam solusi alternatif menuju hidup tentram seperti sediakala. Â Pandemi covid-19 yang memaksa pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang belum terprediksikan berakhir kapan, mengakibatkan rakyat dirundung kegelisahan. Â Pusat kegiatan ekonomi terbatasi, yang berdampak pada pemberhentian karyawan karyawan perusahaan, bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Di beberapa wilayah, rakyat di gegerkan dengan meningkatnya angka kriminalitas. Mungkinkah ini berkaitan dengan pembebasan puluhan ribu narapidana di masa pandemi oleh pemerintah ?. Benar atau tidaknya hal ini adalah perspektif dan logika logika kecil yang beredar dimasyarakat.Â
Di sosial media, ramai diperbincangkan mengenai kegopohan pemerintah pusat dalam menangani pandemi, kebijakan kebijakan dinilai tidak konsisten serta membingungkan masyarakat, bahkan sebagian kepala kepala daerah. Â
Tanggung jawab sosial oleh pemerintahan dengan menurunkan bantuan paket paket sembako pun tak luput dari sorotan masyarakat dimana bantuan dinilai tidak akurat, masyarakat yang dipandang lebih membutuhkan bantuan itu justru tertinggal dari paket paket sembako yang turun tak bersamaan.Â
Melihat kegentingan ini, nampaknya masyarakat perlu belajar mandiri melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Masyarakat harus terbiasa mengusap airmatanya sendiri tanpa banyak berharap dari kebaikan manusia manusia setengah dewa.
Didalam konsep pemberdayaan masyarakat, ada semacam harapan besar dimana masyarakat bisa secara mandiri berdaya, memikul persoalan dengan tangan kaki dan pundaknya sendiri.Â
Konsep zakat
Didalam kepercayaan agama islam, zakat merupakan sebuah perintah sekaligus solusi untuk permasalahan ketimpangan ekonomi  di dunia. Dimana si kaya di perintahkan mengeluarkan 2,5 persen harta pendapatanya untuk kaum fakir, miskin, muallaf, orang dijalan allah, serta anak anak yatim.Â
Konsep zakat pun harus dikelola dengan baik, di persiapkan dengan matang, dimonitoring dengan seksama dan di evaluasi dengan penuh keyakinan. Sehingga bantuan bantuan materi dan non materi yang di peroleh dari si kaya benar benar bermanfaat untuk golongan yang membutuhkan, baik di manfaatkan untuk menyokong keberlangsungan hidup atau digunakan sebagai modal kegiatan ekonomi.
Kampanye Gerakan ketahanan pangan
 Dimasa masa sulit ekonomi seperti saat ini, perlu ada semacam gerakan yang mampu menyelamatkan kehidupan di masa yang akan datang. Gerakan ini bisa berupa gerakan masyarakat bertani, dimana masyarakat bisa menggunakan pekarangan rumah atau ladang ladangnya ditanami tanaman tanaman yang mampu menjadi investasi pangan untuk beberapa waktu kedepan, masyarakat bisa menanam tanaman pangan apasaja bahkan harapanya kelak bisa saling bertukar hasil tanaman sebagai upaya membangun kesejahteraan bersama.