Apa bagusnya kamu? Mengapa bisa sampai menyita waktu ku? Kamu menciptakan illusi dari hati. Membuatku berangan tentang kamu. Mencari tahu siapa yang memeliki mata sayu. Kamu membuat telingaku hanya mendegar suara kalemmu. Ah, siapa kamu.....berani-beraninya mencuri perhatianku.
Aku kangen, jadi rindu setiap waktu. Mungkin kamu tidak tahu siapa aku, yang di sini diam-diam berharap kamu membaca tawaku. Melihat larik-larik dalam barisan tulisanku yang berbicara tentang kamu. Aku pikir perasaan ini semacam terbiasa melihatmu. Menghilang esok hari dan melupakan apa yang pernah ku tulis sebelumnya. Tapi mengapa justru makin kuat mengaung ke seluruh penjuru kalbu?
Aku memang miskin kosa kata, aku hanya bisa bilang ini itu setiap hari.
Tapi tahu kah? Aku masih jadi pengagum rahasia yang mengikuti derap langkahmu. Aku memang tak punya banyak waktu untuk meneruskan polamu. Selagi masih ada waktu, aku ingin menjadi yang paling sering berada di dekatmu. Tak perlu menoleh ke arahku, cukup aku saja. Tak perlu berbalik arah menghiraukan aku. Aku ini hanya perempuan tak tahu malu, mencintai yang tak mengenalku. Yang tak ingin tahu siapa aku. Aku menghabiskan berjam-jam untuk sekedar duduk menikmati senyummu di depan layar. Menipu diri sendiri, berharap senyum itu memang hanya untukku. Hey, aku tak memintamu memutuskan untuk mencintaiku. Cukup merasakan senyum yang menyebarkan ketenangan, di sekitarmu aku merindu. 110812~ Ini untukmu, ya, kamu. CHECK THIS NOWÂ !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H