Terkadang aku ingin memuntahkan gumpalan. Tentang yang semua panggil dengan sebutan cinta. Apa sudah mengerti maknanya? Atau sekedar mengerti artinya? Apalagi dengan setia, siapa dia? Mengapa mesti meniru tingkah lakunya? Begitukah semua orang memberlakukan aturan mainnya? Tentang cinta dalam ketulusan yang mengikat perjanjian. Atau kah hanya perbincangan yang mengesankan?
Masih berkutat pada setia. Apa benar perilaku sempurna? Apa bisa menjadikannya bahagia?
Atau hanya aku saja yang kurang paham aturan. Aku yang mengikuti obaligat setan. Aku yang tertipu oleh bualan menggiurkan. Atau apa yang terjadi sebenarnya? Mencintai dengan kesakitan bukan suatu kekaguman, hanya menimbulkan luka yang mendendam.
Masih dengan setia yang kau jaga keberadaannya. Saat kamu terluka karna setiaku mulai menunjukkan kepalsuannya. Tapi percayalah, aku selalu meminta Tuhan mengajari bagaimana caranya setia pada satu rasa.
Bersabarlah, sebab setia nantinya yang menjadikanmu mulia.
Follow My TWITTER!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H