Mohon tunggu...
Fasih Radiana
Fasih Radiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Kalimatku sederhana, hanya ingin berbagi cinta lewat sederet kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apa Aku Begitu Menjijikkan di Matamu?

31 Agustus 2012   11:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku ingin Tuhan mempertemukan kita di jalan setapak.

Untukku, menepikan bayangmu sebatas dusta agar hargaku tetap bersahaja. Melupakanmu sama saja memaksaku untuk menghilangkan kenangan. Meninggalkan harapan untuk saling menggandeng tangan.

Aku ingin Tuhan segera menyadarkan, bahwa sebenarnya kita memang sengaja dipertemukan di persimpangan.

Apa aku begitu menjijikkan? Membuatmu meninggikan senyuman, berpaling muka mengacuhkan. Mengenalmu mengapa jadi begitu menyakitkan? Sembunyikan saja aku dari peradaban! Maka aku lebih memilih untuk tetap diam di tepian. Tak perlu menahan luka yang kau torehkan tepat disudut terdalam.

Bagaimana bisa Tuhan meluruhkan cinta, sedang kau tak sedikitpun memberi perhatian? Bagaimana mungkin untuk bangkit saat Tuhan sudah menjatuhkan aku ke dalam pelukan, sedang kau tetap tak sedetikpun memberi uluran tangan.

Apa harus aku merogoh sampai tergopoh? Melakukan tindakan senonoh hanya agar hatimu roboh. Jarum waktu nyaris tumpul, kapan kau mau datang merangkul? Merengkuhku dengan angkuh, sesumbar ingin segera melamar.

Aku tak terbiasa menunggu dengan ragu. Aku tak kuasa berteriak memanggil namamu. Aku tak bisa hanya terus berkhayal tentangmu.

Aku takut kehilangan seraut senyummu. Aku takut ditinggal seseorang yang bahkan belum sempat mendekat. Aku makin takut kehilangan apa yang bukan mejadi milikku.

Takut kehilangan yang tak pernah ada dalam genggaman, cinta kah dia?

KLICK THIS! http://fasihhradiana.blogspot.com/

FOLLOW MY TWITTER!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun