Mohon tunggu...
Fasha Dhita
Fasha Dhita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Mahasiswa Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kunjungan Proklim dari World Clean Up Day ke Desa Gedong, Banyubiru Kabupaten Semarang

8 Juli 2024   19:45 Diperbarui: 18 Juli 2024   08:26 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi World Clean Up Day di Desa Gedong

World Clean Up Day (WCD) yang dilaksanakan di Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada tanggal 7 Juli 2024 menyongsong tema Gerakan Bersih dari Desa. Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 30 anggota World Clean Up Day (WCD)  yang tersebar di seluruh Indonesia, serta masyarakat dan perangkat desa setempat.

Dalam kegiatan WCD yang dilaksanakan, terdapat tiga fokus  utama kegiatan, yaitu pengelolaan limbah dan sampah, pemanfaatan air hujan sebagai sumber mata air, serta kebermanfaatan alam di sektor peternakan bagi masyarakat sekitar.

Acara dimulai dengan sambutan oleh Kepala Desa Gedong, Bapak Suradi dan dilanjutkan dengan sesi pengarahan di aula balai desa yang diisi oleh Bapak Arif Mustofa selaku pendamping Proklim Desa Gedong. Dalam sesi ini, narasumber menjelaskan potensi apa saja yang dimiliki oleh Desa Gedong. Setelah sesi pengarahan, peserta diarahkan menuju Embung yang terletak di Dusun Babadan. Embung ini berfungsi sebagai penampung air hujan yang digunakan untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air bersih warga sekitar. Embung ini juga menjadi salah satu contoh sukses dari upaya masyarakat dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.

Setelah kunjungan ke Embung, peserta melanjutkan perjalanan ke Bank Sampah yang dikelola oleh warga Dusun Ngaglik. Bank Sampah ini adalah salah satu inisiatif warga dalam mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan. Keunikan dari bank sampah ini adalah Sedekah Sampah. Sampah organik untuk pupuk organik, pestisida, dan fermentasi pakan ternak. Sedangkan sampah non organik dipilah, dipakai untuk kerajinan, maupun dijual dan hasilnya untuk kegiatan sosial.


Kunjungan terakhir adalah ke Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH) dan Biogas di Dusun Banyudono. Desa Gedong, sebagai penyalur daerah resapan di sekitar Rawa Pening memiliki potensi alam dan lingkungan yang sekaligus memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat. Instalasi ini merupakan contoh nyata dari upaya warga dalam mengelola air hujan dan menghasilkan energi terbarukan. IPAH di Dusun Banyudono mengolah air hujan menjadi air yang aman untuk lingkungan. Sementara itu, instalasi biogas mengolah limbah organik dari kotoran hewan ternak menjadi gas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Sekretaris Desa Gedong Heru Setyawan mengatakan, WCD merupakan momen yang tepat dalam mengenalkan kearifan lokal mayarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan sekitarnya.

"Adanya pengelolaan sampah yang tepat, merupakan contoh nyata bagi pelaksanaan kearifan lokal masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan pelestarian berkelanjutan," jelasnya.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatan kepedulian terhadap lingkungan serta menjadi sarana bagi masyarakat dalam melihat potensi alam dan lingkungan desa melalui pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat agar kelestarian dan potensi alam tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun