Fasha Ashri Octavia1, Zaizaf Tsana2, Istisari Bulan Lageni3.
UTS Psikologi Komunikasi - FISIP UMJ
Museum Nasional Indonesia, yang sering kali disebut Museum Gajah karena di depan gedungnya yang terlihat ada sebuag patung gajah besar, merupakan salah satu institusi budaya paling penting di Indonesia. Didirikan pada 24 April 1778, museum ini telah bertransformasi menjadi pusat pengetahuan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.Â
Dengan koleksi banyaknya artefak yang menyimpan lebih dari 190.000 benda bersejarah. Museum ini juga tidak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga berfungsi sebagai tempat pendidikan dan interaksi budaya bagi masyarakat, dari yang kecil hingga dewasa dan bahkan orang tua.
Namun pada tanggal 16 September 2023 telah mengalami kejadian tragis dengan kebakaran pada Museum Nasional Indonesia yang di sebabkan oleh korsleting arus listrik dari bedeng proyek renovasi. Kebakaran tersebut menghanguskan enam ruangan pameran koleksi bersejarah.
Dari banyaknya koleksi prasejarah yang terbakar, diantaranya adalah Patung Arca Buddha Dipankara, Arca ini sebagai penjaga laut dan para pelaut. Ia juga dipercaya membawa keselamatan dan berkah bagi para nelayan. Tangan kanan arca diasumsikan berpose abhayamudra, sebuah sikap tak kenal takut yang berarti sikap yang melambangkan perlindungan, menenangkan jiwa, dan membawa kedamaian.Â
Gaya lipatan jubah yang menutupi bahu kiri berasal dari seni amarawati dari india Selatan, seni yang berkembang pada abad ke-2 hingga abad ke-4 Masehi. Bentuk ikal rambut Budhha dan ketiadaan urna di antara kedua alisnya berasal dari gaya seni anuradapura dari Sri Lanka. Patung ini mungkin dibawa oleh pelaut Buddha yang singgah di Pantai Barat Sulawesi Ketika melakukan daerah penghasil rempah-rempah di Maluku.
Selain Patung Arca, kolekasi yang terbakar lainnya adalah Nekara. Nekara ini terdiri atas 3 bagian, yaitu bidang pukul, badan, dan kaki. Bidang pukul dihiasi motif Bintang bersudut 12 yang dikelilingi dengan motif lingkaran dan geometris serta dua ekor katak di bagian tepinya.Â
Pada bagian badan terdapat hiasan motif burung dan tanaman yang distilasi, ikan, perahu arwah dengan figure manusia di ujungnya, dan pola geometris. Bagian Kaki dihiasi dengan motif tumbuhan, hewan (gajah, kuda, kijang burung merak, dan ayam) serta figure prajurit Dinasti Han, Cina. Nekara ini berfungsi sebagai alat upacara dan ritual, khususnya untuk memanggil hujan dengan cara menambuh bidang pukul.