Mohon tunggu...
Ferry Mursidi
Ferry Mursidi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Era SBY Zalim terhadap UMKM?

25 April 2017   15:57 Diperbarui: 26 April 2017   01:00 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa maksud Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut era SBY zalim terhadap UMKM. Tapi berdasarkan angka-angka bunga yang disebutkan JK, ucapan dia sangat jelas ingin mempertontonkan kehebatan atau kepedulian era pemerintahan Jokowi-JK. Boleh saja membandingkan, tapi sebagai orang nomor dua di Negeri ini mungkin kata zalim terlalu sadis.

Sebagai orang yang bergerak dalam bidang UMKM, tepatnya sebagai pedagang pakaian sejak dari 10 tahun yang lalu. Saya merasakan kebijakan pemerintah era SBY-JK, SBY-Boediono dan Jokowi-JK. Artinya saya mengikuti secara langsung, baik buruk kebijakan setiap kepemimpinan untuk bidang pinjaman lunak bagi kami para pelaku UMKM.

Saat saya pada era SBY-Boediono, bunga yang ditetapkan secara keseluruhan cocok seperti yang disampaikan pak JK, yaitu mencapai angka 20 persen. Tapi ada yang tertinggal pak JK menjelaskan, kalau bunga tersebut tidak statis, tapi menurun dari bulan ke bulan. Kalau tidak salah, ujung-ujungnya jika dikalkulasikan secara keseluruhan bunga yang dibebankan kepada saya sekitar 11 persen juga.

Jadi saya kurang sependapat jika dibilang zalim era tersebut tanpa memberikan penjelasan, pak JK sebagai sosok yang sudah makan asam garam dalam dunia pemerintahan tentu seharusnya lebih bijak dalam mengeluarkan pendapat. Jangan hanya demi pencitraan era sendiri, harus menjatuhkan era sebelumnya tanpa memberikan gambaran seutuhnya.

Satu hal yang perlu pak JK ketahui, saat pak JK memimpin bersama Jokowi, saya juga mengajukan peminjaman. Namun ada penurunan kualitas pelayanan menurut saya, jika dulu seluruh bank milik daerah dilibatkan. Sekarang hanya bank berskala nasional saja yang diberikan akses untuk penyaluran pinjaman.

Apa artinya bunga serendah mungkin tapi kita sulit untuk mendapatkannya pak JK. Dengan terbatasnya bank yang menyalurkan, maka akan semakin sedikit kami mendapatkan kesempatan mengaksesnya. Mungkin hanya kalangan atau daerah tertentu saja yang akan mendapatkan akses, bisa saja KUR hanya didapat oleh orang diperkotaan. Sedangkan saudara-saudara kita didaerah pedalaman akan kesulitan. Dari informasi yang saya dapatkan, jumlah bank yang menyalurkan tidak sampai 10 bank saja.

Saya mengapresiasi niat dari pemerintah menurunkan bunga hingga 7 persen, karena tentu akan memudahkan kami yang kesulitan modal. Tapi yang terpenting itu adalah kemudahan pak JK, itu saja yang kami inginkan.  

Saya berharap pak JK menjadi sosok yang mengayomi, bukan menjadi penyebab persoalan atau permusuhan. Sehat selalu pak JK, kalau bisa ingatkan Jokowi kalau kami butuh bukan angka kecil semata tapi kemudahan akses.

sumber foto: Elshinta.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun