Mohon tunggu...
faryel vivaldy
faryel vivaldy Mohon Tunggu... -

sang pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ulas Buku La Politica Aristoteles

2 Juni 2016   00:55 Diperbarui: 2 Juni 2016   01:00 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku la politica Aristoteles yang menyajikan gagasan politik bernegara dan dalam pemerintahan. Sekarang kajian buku politik ini sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu politik. Aristoteles dalam buku La Politica menjawab semua pertanyaan mendasar mengenai apakah negara itu, siapakah yang menjadi warga negara, apa itu demokrasi politik, teokrasi, oligarki, aristokrasi, hingga perdebatan rasionalitas. Aristoteles sendiri menggunakan nalar yang rasional dan terukur yang disebut filsafat logico. setiap negara menurut Aristoteles adalah untuk menjadikan masyarakat dengan tujuan baik karena manusia bertindak untuk mencapai sesuatu yang dianggap mereka baik. Filsafat aristoteles berkembang pesat sejak ia memimpin Lyceum, dia meyakini bahwa bentuk politik paling ideal adalah gabungan dari demokrasi dan monarki.

Ilmu pengetahuan yang dikembangkan Aristoteles termasuk penjelasan dari hal-hal yang masuk akal, banyak teorinya yang bertahan selama dua ribu tahun lamanya. Ini semua terjadi karena teori-teori dianggap masuk akal oleh khalayak pada umumnya.

Setiap manusia memiliki tanggung jawab dan visi yang jelas untuk melakukan hidup di lingkungan masyarakat. Setiap masyarakat adalah keluarga. Keluarga dalam masyarakat ialah suatu kelompok sosial terkecil. Dari sanalah berkembang masyarkat bersatu menjadi desa, kota, dan Negara. Sebuah Negara harus cukup besar tapi tidak juga teramat besar sehingga bisa melindungi dan memnuhi kebutuhan warganya, dan mengatur untuk lebih baiknya.

Dari adanya Negara tersebut lahirlah kodrat alamiah manusia yang tidak bisa terhindarkan. Karena di dalam bermsayarakat, manusia akan menemukan keadilan yang sejati. Di dalam Negara terjadi hubungan antar manusia yang bersifat bebas dan setara. Dan warga yang berada dalam suatu Negara memiliki hak dan kewajiban dalam politik dan pemerintahan.

Aristoteles berpendapat bahwa demokarsi prisnip dasarnya adalah kebebasan. Dari sisinya buruknya demokrasi tersebut adalah orang-orang berlomba dalam politik untuk mendapatkan jabatan sehingga mendorong massa untuk saling menghasut. Aristoteles percaya bahwa negara yang ideal adalah negara yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kota-kota kecil tidak akan bisa mandiri, sementara kota-kota besar sulit untuk diatur. Wilayah harus cukup besar untuk menjamin kehidupan rakyat, dan juga cukup kecil untuk dipantau oleh Negara. Warga harus bergiliran antara berkuasa dan dikuasai sehingga warga belajar bagaimana menguasai dengan baik sebelum juga ikut serta dalam pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun