Ikhwanusshafa adalah sebuah kelompok rahasia cendekiawan Muslim yang muncul pada abad pertengahan. Kelompok ini juga dikenal dengan nama Ikhwan al-Safa, yang memiliki makna filosofis " Keselamatan Jiwa melalui pencapaian pengetahuan dan pemurnian hati".Â
Ikhwanussofa merupakan salah satu kelompok yang sangat berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam. Jejaknya dimulai setelah adanya catatan Abu Hayyan al-Tauhidi yang hidup pada masa kelompok rahasia ini berkiprah.
Ikhwanussofa didirikan pada abad ke-10 di Basra, Irak, dan diperkirakan aktif antara tahun 965 hingga 1002 M yang kala itu dipimpin oleh kekhalifahan Abbasiyah. Identitas anggota kelompok ini tidak diketahui secara pasti, karena mereka menyembunyikan identitas mereka secara rahasia. Mereka diyakini terdiri dari sekelompok cendekiawan Muslim yang terdiri dari berbagai latar belakang sosial dan keilmuan.
Salah satu karya terpenting Ikhwanussofa adalah "Risalah Ikhwanussofa" atau "Epistles of the Brethren of Purity". Karya ini terdiri dari 52 risalah yang mencakup berbagai topik, termasuk filsafat, sains, etika, dan teologi. Risalah ini juga menggabungkan pemikiran dari berbagai tradisi keilmuan, termasuk filsafat Yunani, Neoplatonisme, dan tradisi keilmuan Persia.
Ikhwanussofa mengembangkan konsep pemikiran yang menggabungkan Islam dengan filsafat dan ilmu pengetahuan. Mereka berusaha untuk menyatukan ajaran agama dengan pengetahuan rasional dan mempromosikan pendidikan serta pemikiran kritis di kalangan Muslim. Kelompok ini juga memiliki pandangan universalis dan toleran, dengan mengakui bahwa semua kebudayaan dan agama memiliki nilai-nilai yang berharga.
Keberadaan Ikhwanussofa dan karya-karya mereka sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran di dunia Muslim pada masa itu. Mereka berperan penting dalam memperkenalkan pemikiran Yunani klasik ke dalam dunia Muslim, terutama melalui karya-karya seperti karya-karya Aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Meskipun Ikhwanussofa berperan penting dalam sejarah pemikiran Islam pada abad pertengahan, keberadaan mereka kemudian mulai redup dan kurang diperhatikan. Banyak karya mereka yang hilang seiring berjalannya waktu, dan identitas sebenarnya dari anggota kelompok ini masih menjadi misteri. Namun, pemikiran mereka tetap memberikan pengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran di dunia Muslim hingga saat ini.
INTI AJARAN
Ikhwanussofa menekankan pentingnya pengetahuan dan pendidikan dalam hidup seorang Muslim. Mereka mendorong anggota mereka untuk mencari pengetahuan melalui studi ilmiah dan filsafat, serta mempromosikan pemikiran kritis dan analitis.
Ikhwanussofa berupaya memadukan ajaran agama Islam dengan pengetahuan rasional. Mereka percaya bahwa tidak ada konflik antara kebenaran yang ditemukan melalui wahyu agama dan pengetahuan yang diperoleh melalui pemikiran rasional.