Bogor, 15 November 2015 sore itu saya berkunjung kesaudara saya yang ada di Citereup bogor, daerahnya disekitar pemukiman industri tempe dan kulit. Saudara saya sendiri salah satu termasuk pengusaha kulit.
Suasana sore lumayan adem dengan anak-anak kecil yang bermain sepedaan dan jajan disamping sungai. Saya duduk di pinggiran jembatan sambil melihat-lihat keadaan mereka.Â
Sekitar 30an menit saya duduk di samping jempatan nampak dihadapan saya lalu lalang orang buang sampah dengan bebasnya, kesungai pula. Kalau dihitung-hitung ada 5 kali orang yang berbada buang sampah satu titik tersbut dan itu gak lebih dari 30 menit.
Coba bayangkan? Cuma 30 menit disatu titik sudah beberapa kali orang buang sampah. Coba kalo di satu desa ada 10 titik saja orang bisa dengan bebasnya buang sampah? Padahal kalau dirunut aliran sungai tersebut nyampainya ke Jakarta, dalam benak saya "naah ini nih yang bikin jakarta banjir mungkin salah satunya ini"
Terakhir sempat saya tanyakan orang yang buang sampah tersebut. Saya: "mas lagi apa mas?" Dan bapak-bapak umur 40an tahun dengan santainya menjawab : "buang sampah mas, biasa". Ternyata buang sampah disitu sudah menjadi kebiasaan. Disitu ada anak-anak pula yang melihat, dan itu rentan untuk dicontoh mereka.Â
Â
Fyi, foto menyusul update dari hp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H