Di ujung ruangan, anak-anak dengan alat-alat gambar di tangan, mereka mengilustrasikan emosi-emosi yang mereka miliki. Mereka memetakan dimana emosi bermula dan bagaimana akhirnya emosi lenyap. Bagi seorang anak perempuan, kesedihan akan sirna ketika dia berada di rumah menikmati minuman yang yummy dengan ditemani boneka beruang kesayangannya.
Tulisan di atas adalah sebuah cuplikan dari sebuah opini yang berjudul "Making Education Brain science" oleh Jenny Anderson. Jenny bercerita bagaimana anak-anak usia TK sampai dengan kelas 3 SD di New York-USA diajarkan mengenali emosi mereka sendiri. Salah satunya dengan menggambar diri mereka sendiri (self portrait).
"Itu saya sedang berfikir tentang otak saya" tulis Jenny menjelaskan seorang anak perempuan yang menerangkan tentang gambarnya. Dari tulisan ini sangat jelas tergambar anak-anak mengeksplorasi sumber daya yang ada dalam diri mereka dan merefleksikannya. Sangat jelas tergambar metode di sekolah ini diakui oleh pakar pendidikan dari Universitas Johns Hopkins sangat jauh kedepan. Metode ini di sebut The Amygdala Hijack. Anak-anak diarahkan untuk mengenali dan mengatur emosi yang mereka alami dan tergambar di fikiran/otak.
Ketika membaca tulisan tersebut saya teringat dengan kisah Bang Maman dengan istri simpanan-nya. Beberapa hari kebelakang "Istri Simpanan Bang Maman" selalu nangkring di head line media massa nasional serta daerah dan mungkin sekarang pun masih. Cerita Bang Maman ini mengajarkan sifat baik dan buruk seperti yang tertulis di media massa. Dan karena materi kelas 2 SD di Jakarta ini masuk dalam tes harian dan tentu saja anak-anak harus menghapalnya.
Miris sekali ketika membaca hasil scan "Bang Maman" yang tertera di media massa. Bukan saja kata ISTRI SIMPANAN tetapi gambar/ilustrasi cerita hampir tidak ada sama sekali alias abstrak. Yang ada hanya gambar anak kecil yang sedang tersenyum riang karena membaca. Itu pun tidak ada kaitannya sama sekali. Dan jika ada pun ilustrasi dari cerita Bang Maman ini mungkin poster sinetron lebih cocok. Gak nyangka saya produk dari sistem ini.
Hati kecil ini sangat tidak tega ketika akan merunutkan apa saja kelebihan dan kekurangan dari kedua kondisi/cerita diatas. Yang pasti Jelas berbeda.
Sebenarnya cerita Jenny mengenai sekolah yang menggunakan metode pemikiran modern tersebut berbanding terbalik dari keadaan Amerika. Amerika saat ini sedang kehilangan arah tidak saja dalam hal ekonomi tapi juga pendidikan mereka. Terbukti mereka tidak berada di dalam daftar 3 besar pendidikan sekolah terbaik di dunia. Â Seperti yang diberitakan NBC, sekarang Amerika sedang berkiblat ke Finlandia untuk belajar mengenai pendidikan sekolah khususnya menengah atas yang notabene Finlandia peringkat pertama dalam peringkat dunia.
Beberapa opini di beberapa media massa Amerika juga mengarahkan opsi lain untuk belajar sistem pendidikan dasar. Salah satunya di Singapura yang masuk 3 besar pendidikan terbaik dunia. Tetapi dengan alasan kebudayaan pemerintah Amerika memilih Finlandia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H