Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga bagi kami ketika mengunjungi Pekan Raya Jakarta tempo hari. Tadinya kami berpikir mumpung ada kesempatan jalan-jalan ke Jakarta tidak ada salahnya mengajak keluarga ke tempat hiburan murah meriah tersebut. Maklum sesekali meninggalkan kampung dan melihat kemegahan Jakarta adalah hal yang sangat jarang kami lakukan. Lepas magrib kami berangkat dari penginapan berikut dua anak kami tercinta. Di jalan sudah dihadapkan dengan kemacetan luar biasa. Kami masih tetap sabar walaupun sampai anak sulung kami tertidur dalam taksi. Sampai di tujuan terkaget-kaget kami dibuatnnya melihat ribuan manusia berjubel di luar dan dalam area. Sepanjang kami berjalan melalui beberapa stand tanganku tidak pernah lepas memegang anak bungsu kami, bahkan seringkali harus aku gendong karena khawatir tergencet pengunjung lain. Masuk di salah satu gedung selepas mencicipi makanan ringan anak bungsu kami yang centil itu memaksa untuk melihat mainan anak-anak. Kami pun menurutinya, sementara istri melihat-lihat stand lain sambil berpesan wanti-wanti untuk tidak jauh dari anak-anak. Si bungsu saya lihat tengah asyik melihat mainan sambil jongkok, sementara aku dan si sulung berdiri disebelahnya. Selang beberapa saat salah satu salesman mengajaku berbicara menawarkan salah satu produk. Sebagai orang timur walaupun terpaksa aku ladeni sang Salesman untuk sekedar mendengarkan. Pembicaraan aku perkiraakan paling lama berlangsung selama 15-20 detik. Dari sinilah mimpi buruk bermula, tanpa disadari si bungsu tampaknya tidak menyadari kalau kami berdiri di sebelahnya. Selesai aku berbicara dengan Salesman saya lihat si bungsu sudah tidak ada ditempatnya lagi, kami panik bukan kepalang. Lihat ke sekitar tidak kami temukan, kami berlari kesana kemari tidak kami temukan juga. Aku berteriak memanggil istri yang juga langsung panik begitu aku beritahu. Bertiga kami seperti kesetanan berlari berteriak kesana-kemari memanggil nama si bungsu. Ruby!...Ruby!...Ruby!...Tak kami hiraukan orang sekeliling yang mengumpat. Kami tanya kepada penjual mainan yang tadi ditongkrongi si bungsu pun bukannya membantu yang kudengar hanya dia berkata " Bapak sih, punya anak bukannya diawasin...malah meleng kemana aja"...duh Gusti...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H