Mohon tunggu...
Mochammad Farros Fatchur Roji
Mochammad Farros Fatchur Roji Mohon Tunggu... Programmer - IT Engineer at Solar Nusantara

NoA Method || Anti Usury

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Kebiasaan Tertentu Bisa Sulit Dihentikan

27 November 2024   09:46 Diperbarui: 27 November 2024   10:05 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design by macrovector on Freepik

Perubahan yang terjadi di otak orang yang kecanduan sering kali bersifat neurologis, dan ada empat perubahan otak utama yang sering ditemukan pada otak yang kecanduan: sensitisasi, desensitisasi, hipofrontalitas, dan sistem stres yang rusak. 

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan-perubahan ini juga dapat ditemukan pada mereka yang terlibat dalam kebiasaan tertentu yang bermasalah (Potenza, 2017).

Sensitisasi dan Perannya dalam Kecanduan

Salah satu perubahan otak yang terkait dengan kecanduan adalah sensitisasi, yang terjadi ketika otak mulai membentuk asosiasi yang kuat antara objek atau perilaku tertentu dengan perasaan atau dorongan yang mendalam. Dalam teori sensitisasi insentif, keterlibatan berulang dalam perilaku yang adiktif dapat menciptakan ingatan dan asosiasi kuat antara perilaku tersebut dan lingkungan sekitarnya, yang kemudian memicu keinginan yang sangat kuat untuk melakukannya lagi.

Sebagai contoh, seseorang yang terbiasa mengonsumsi suatu substansi atau melakukan kebiasaan tertentu ketika merasa kesepian atau bosan, mungkin akan merasakan dorongan kuat untuk melakukannya lagi ketika mereka merasa kesepian atau bosan, meskipun aktivitas tersebut tidak lagi memberikan kenikmatan yang sama seperti sebelumnya.

Pentingnya Mengelola Sensitisasi
Proses sensitisasi dapat bertahan selama bertahun-tahun, bahkan setelah seseorang berhenti melakukan kebiasaan tersebut. Banyak penelitian menunjukkan bahwa sensitisasi memainkan peran penting dalam kecanduan, dengan menunjukkan kesamaan antara kecanduan substansi dan perilaku kompulsif. 

Dengan kata lain, meskipun seseorang berhenti melakukan kebiasaan tersebut, ingatan dan asosiasi yang telah terbentuk di otak mereka dapat memicu keinginan yang sangat kuat untuk kembali melakukannya.

Mengapa Kebiasaan Tertentu Bisa Sulit Dihentikan

Proses sensitisasi ini, yang dipadukan dengan perubahan otak lainnya yang terjadi pada mereka yang kecanduan, membuat kebiasaan tertentu sangat sulit untuk dihentikan. Meskipun demikian, berita baiknya adalah bahwa perubahan itu sangat mungkin untuk dilakukan. Penelitian menunjukkan bahwa dengan upaya yang berkelanjutan, otak bisa sembuh, bahkan dalam kasus kecanduan yang serius (Lupien, 2014).

Perasaan bersalah bisa menjadi motivasi untuk melakukan perubahan yang lebih sehat, namun rasa malu justru bisa memperburuk kebiasaan yang bermasalah (Brewster, 2019). Oleh karena itu, jika seseorang berusaha untuk mengubah kebiasaan mereka, sangat penting untuk bersikap baik kepada diri sendiri dan bersabar dengan proses yang sedang dijalani.

Kesimpulan: Perubahan Memerlukan Waktu dan Kesabaran

Seperti halnya otot yang membutuhkan waktu untuk berkembang, otak pun membutuhkan waktu untuk pulih dari kebiasaan yang merugikan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa dengan upaya harian yang konsisten, perubahan dapat tercapai. Semakin lama seseorang menjauhi kebiasaan tersebut, semakin mudah untuk melakukannya. Yang dibutuhkan adalah latihan dan kesabaran dalam proses tersebut.

Referensi

[1] American Society of Addiction Medicine, Definition of Addiction. 2019. [Online]. Tersedia: https://www.asam.org. [Diakses: 27-Nov-2024].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun