Wonosantri, Inspirasi Pemberdayaan UMKM Berbasis Potensi Lokal dan Lingkungan di Dusun Bodean Krajan, Desa Toyomarto, Singosari, Malang
Wonosantri berasal dari kata "Wono" yang berarti hutan, dan "Santri" yang menggambarkan individu dengan semangat belajar dan keikhlasan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Didirikan dengan legalitas formal sejak tahun 2020 melalui Keputusan Kementerian Hukum dan HAM RI, Wonosantri kini memiliki anggota aktif sebanyak 153 keluarga dengan luas lahan garapan mencapai 133 hektare. Fokus utamanya meliputi kegiatan pertanian, konservasi alam, edukasi, hingga pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Motto mereka, "Ikhtiar sebagai Doa Lahiriyah dan Doa sebagai Ikhtiar Batiniah," menjadi landasan setiap langkah yang diambil. Wonosantri tidak hanya menjadi wadah untuk kolaborasi lokal tetapi juga membuka diri terhadap kemitraan dengan institusi nasional dan internasional untuk mendukung kemajuan komunitas.
Wonosantri menjalankan berbagai program inovatif yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Salah satu fokus utamanya adalah pengelolaan kopi, mulai dari budidaya, pascapanen, hingga pengolahan dan pemasaran. Produk unggulan mereka adalah Kopi Arabika Specialty dengan merek "Le Mar" (Lembah Arjuno), yang telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional. Selain itu, mereka juga memproduksi kopi robusta dan arabika untuk pasar lokal.
Program "Edukopi" menjadi salah satu inisiatif unggulan Wonosantri. Program ini dirancang untuk memberikan edukasi tentang kopi dari hulu ke hilir, termasuk pelatihan, praktik, dan wisata edukasi. "Edukopi" telah menarik perhatian akademisi, mahasiswa magang, serta pelaku industri dari dalam dan luar negeri, termasuk negara seperti Jerman, Australia, dan Malaysia.
Selain itu, Wonosantri juga aktif dalam kegiatan konservasi lingkungan, seperti penanaman pohon untuk menjaga kelestarian alam di sekitar Desa Toyomarto. Kolaborasi dengan komunitas pemuda setempat, seperti PAC GP Ansor Singosari dan Remaja Masjid Jami' Toyomarto, turut memperkuat program-program lingkungan yang mereka jalankan.
Kunjungan kami mengungkap bagaimana Wonosantri menjadi penggerak utama dalam mengembangkan potensi lokal. Salah satu daya tarik utama adalah keberhasilan mereka mengintegrasikan pengelolaan sumber daya alam dengan pemberdayaan masyarakat. Program "Edukopi" misalnya, tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan komunitas melalui sektor pariwisata.
Namun, Wonosantri juga menghadapi tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur untuk mendukung pengolahan kopi skala besar dan perlunya perluasan jaringan pemasaran. Kendati demikian, semangat kolaborasi mereka dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan lembaga akademik, menjadi kekuatan yang membantu mengatasi hambatan tersebut.