Desa Gondowangi, 2 Januari 2024 -- Sejuknya pagi melingkupi Dusun Pohbener, namun kabar duka telah mengejutkan kehidupan warganya. Berita tentang kepulangan salah satu warga yang merupakan seorang tokoh di dusun ini, mengalir sebagai riak kedukaan yang meresap di setiap sudut rumah.
Berita duka tersebut, yang seharusnya hanya menjadi panggilan untuk bersimpati dan berduka cita, ternyata menjadi momen transformatif yang melibatkan seluruh masyarakat Dusun Pohbener dalam kegiatan moderasi beragama. Pada tanggal 2 Januari 2024, dimulailah perjalanan moderasi beragama dalam pelaksanaan pemakaman. Seiring datangnya warga dari berbagai agama, sebuah pemahaman bersama terjalin di antara hati yang bersedih. Dari pagi hingga petang, dusun ini terasa menjadi satu keluarga yang bersatu padu, tak terikat oleh sekat-sekat keyakinan.
Saat warga membanjiri rumah almarhum untuk memberikan penghormatan terakhir, terlihatlah keindahan moderasi beragama. Tidak ada pembatasan dan diskriminasi, semua berkumpul dalam kebersamaan, membuktikan bahwa di atas perbedaan, ada panggilan kemanusiaan yang lebih tinggi. Semua orang hadir untuk memberikan doa dan dukungan moral. KKM 194 turut aktif dalam membantu proses pemakaman. Mulai dari persiapan lahan pemakaman, tahlil, hingga prosesi penguburan, semuanya dilakukan dengan penuh rasa hormat dan keakraban.
Melalui moderasi beragama ini, Dusun Pohbener berhasil menciptakan ruang di mana setiap warga bisa bersatu dalam kesedihan dan menjalani proses berduka dengan damai. Langkah-langkah mereka membawa nuansa positif di tengah-tengah situasi yang mencekam dan membantu membangun fondasi kebersamaan yang kokoh.
Pada akhirnya, proses pemakaman bukan hanya menjadi perpisahan untuk keluarga dan kerabatnya, melainkan sebuah pengalaman bersama yang membuktikan bahwa di dalam keberagaman, terdapat kekuatan yang bisa membentuk masyarakat yang lebih kokoh dan toleran. Sebuah kisah tentang cinta, kasih sayang, dan kekuatan moderasi beragama yang mengubah kehidupan sebuah dusun.
Demikianlah, dusun ini melalui moderasi beragama menjadi sebuah cerita inspiratif bagi banyak orang di luar sana. Di antara duka yang melanda, muncul kegigihan untuk memahami dan menghargai perbedaan. Semoga kisah ini bukan hanya menjadi jejak berharga di dusun Pohbener, tetapi juga menjadi cahaya pencerahan bagi masyarakat yang lebih luas. Mungkin, dari sebuah pemakaman yang sedih, bisa tumbuh kebijaksanaan dan keberanian untuk hidup berdampingan dengan penuh cinta dan pengertian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H