Mohon tunggu...
Farros Shaffira
Farros Shaffira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jejak Keturunan Jawa di Suriname: Memelihara Warisan Dalam Tanah Baru

29 Agustus 2023   22:58 Diperbarui: 29 Agustus 2023   23:01 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suriname, sebuah negara yang terletak di pesisir utara Amerika Selatan. Negara ini memiliki Ibu Kota Negara yaitu Paramaribo dengan bahasa resmi yang digunakan adalah Bahasa Belanda, namun ada juga yang menggunakan Bahasa Sranan Tongo, bahasa campuran yang menjadi bahasa kreol yang umum di Suriname. Bahasa Sranan Tongo adalah bahasa pidgin yang terbentuk dari campuran bahasa-bahasa seperti Bahasa Inggris, Bahasa Portugis, Bahasa Belanda, dan bahasa-bahasa Afrika yang dibawa oleh budak. Negara ini tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga karena kekayaan multikulturalnya yang memikat.

Salah satu kelompok etnis yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kaya ragam budaya Suriname adalah keturunan Jawa. Lewat perjalanan waktu yang panjang dan perjuangan mengatasi cobaan, keturunan Jawa ini telah mengukir jejak yang mendalam di tanah yang jauh dari tanah leluhur mereka. Mereka dibawa oleh Belanda ke Suriname untuk dijadikan buruh tani pabrik gula di daerah bernama Marinburg. Dimana pada saat itu Indonesia belum berdiri sebagai sebuah Negara. Perpindahan keturunan Jawa berlangsung kurang lebih selama 49 tahun lamanya. Perpindahan keturunan Jawa ini menggunakan kapal buatan Belanda yang melipir terlebih dahulu ke Amsterdam untuk pendataan diri dan tanda tangan kontrak.

Masyarakat keturunan Jawa di Suriname umumnya menggunakan Bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari, Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Jawa Ngoko. Namun, penting untuk diingat bahwa Bahasa Jawa yang digunakan di Suriname mungkin memiliki dialek dan variasi tertentu yang terbentuk dari pengaruh lingkungan dan perkembangan budaya di Suriname. Bahasa Jawa dan Bahasa Sranan Tongo merupakan dua bahasa penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Jawa di Suriname. Bahasa Jawa digunakan dalam interaksi keturunan dan untuk memelihara budaya serta tradisi, sementara Bahasa Sranan Tongo adalah bahasa umum yang digunakan untuk berkomunikasi dengan berbagai kelompok etnis di Suriname.

Sampai saat ini, keturunan Jawa di Suriname sudah masuk ke generasi keempat dari orang Indonesia yang bermigrasi. Meskipun telah berlalu beberapa generasi sejak nenek moyang mereka pertama kali tiba di tanah yang baru, semangat untuk menjaga warisan budaya tetap kuat dalam diri mereka. Pengenalan Bahasa Jawa ke generasi selanjutnya bergantung pada keluarga masing-masing. Beberapa orang keturunan Jawa di Suriname masih sering berkomunikasi dengan sanak saudaranya yang berada di Indonesia. Dengan begitu tali persaudaraan antara warga Indonesia dan warga Keturunan Jawa di Suriname tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun